Page 161 - Tere Liye - Negeri Para Bedebah
P. 161

Dalam  dunia  ini,  kita  telah  mengambil  keputusan  bahkan
               sebelum keputusan itu terjadi. Kita hanya butuh argumen yang
               cocok.”

                  Erik mengusap wajahnya.
                  ”Apa sebenarnya yang sedang kaurencanakan, Thom?”
                  ”Menyelamatkan Bank Semesta.”
                  ”Kau  tidak  bisa  memengaruhi  begitu  banyak  orang  penting,
               Thom. Astaga, apakah kau berpikir bisa memengaruhi menteri
               keuangan, gubernur bank sentral, bahkan presiden sekalipun?”
                  Aku  tertawa  pelan,  meraih  sesuatu  di  atas  meja. ”Kita  lihat
               saja  nanti,  Sobat.  Sekarang  kau  urus  saja  yang  kusuruh.  Jika
               temanmu itu sama becusnya seperti enam tahun lalu, aku sudah
               memegang  satu  bidak,  bank  sentral.  Dua  bidak  lain  sedang
               kuurus. Nah, bergegaslah. Waktuku terbatas. Hubungi temanmu
               di  bank  sentral  itu.  Ajak  dia  segera  bertemu,  mulai  memper-
               manis banyak hal, atau aku segera mengirimkan dokumen yang
               kaurobek tadi ke semua redaksi koran. Jika itu terjadi, kariermu
               dan karier temanmu itu tamat, bahkan sebelum Bank Semesta
               selesai dilikuidasi.”
                  Erik  menghela  napas,  menatapku  lamat-lamat. ”Kenapa  kau
               melakukan ini padaku, Thom?”

                  Aku sudah berdiri. ”Kau tidak mendengarkanku dengan baik.
               Aku  related  party  Bank  Semesta.  Namaku  boleh  jadi  tidak
               tercantum  di  mana-mana,  tapi  aku  orang  pertama  yang  akan
               menyelamatkan  bank  itu.  Selamat  tinggal,  aku  harus  segera
               mengurus  hal  lain.  Jangan  matikan  telepon  genggammu,  aku
               akan  meneleponmu  kapan  saja.  Maaf  membuatmu  tidak  bisa
               bersantai di akhir pekan untuk kesepuluh kalinya. Dan satu lagi,
               aku pinjam mobilmu. Diparkir di tempat biasa, bukan?”

                                          159




       Isi-Negeri Bedebah.indd   159                                 7/5/2012   9:51:10 AM
   156   157   158   159   160   161   162   163   164   165   166