Page 217 - Tere Liye - Negeri Para Bedebah
P. 217

bernanah,  barulah  orang-orang  sibuk  memuat  pernyataan  salah
               satu  pejabat  negara  yang  bilang  seharusnya  Om  Liem  segera
               dijebloskan  ke  dalam  penjara.  Dua  orang  bedebah  itu  seperti-

               nya  berhasil  melokalisir  isu  pelarian  Om  Liem  dan  kami  se-
               lama  ini  menjadi  agenda  pribadinya  saja,  belum  ada  wartawan
               yang  tahu.  Mereka  leluasa  sekali  memanfaatkan  institusinya
               demi  kepentingan  pribadi.
                  Aku menghabiskan teh di dalam gelas, berdiri, sudah setengah
               jam, waktuku habis.
                  ”Kau hendak pergi lagi, Tommi?” Opa bertanya.
                  Aku mengangguk. Ada banyak hal yang harus kukerjakan.
                  ”Selalu hati-hati, Tommi,” Opa berpesan.
                  Aku mengangguk, mendekati Kadek.
                  ”Terima kasih atas sarapan lezatnya, Kadek. Aku menitipkan
               lagi  mereka  berdua  padamu,  hidup  atau  mati.”  Aku  menepuk
               bahu Kadek, hendak melangkah menuju buritan kapal.
                  Telepon satelit Kadek lebih dulu berdering kencang sebelum
               Kadek menjawab kalimatku. Dia bergegas meraih telepon yang
               tergantung di dinding. Berbicara sejenak.
                  ”Pak Thom!” Kadek berseru.
                  Aku yang sudah di ruang tengah kapal terhenti, menoleh.

                  ”Ada  satu  mobil  penuh  dengan  polisi  berseragam  tempur
               merapat di pos jaga dermaga!” Kadek berseru, suaranya bergetar.
               ”Mereka mencari Om Liem, Opa, dan Pak Thom.”
                  Astaga!  Aku  menatap  Kadek,  memastikan  dia  tidak  sedang
               mabuk laut.
                  ”Petugas  pos  jaga  bilang  mereka  sedang  berusaha  menahan
               mobil polisi memasuki dermaga, tapi mereka tidak akan bertahan
               lama. Bagaimana ini, Pak Thom?” Kadek bertanya cemas.

                                          215




       Isi-Negeri Bedebah.indd   215                                 7/5/2012   9:51:11 AM
   212   213   214   215   216   217   218   219   220   221   222