Page 219 - Tere Liye - Negeri Para Bedebah
P. 219

SIAKU  masih  sepuluh  tahun  saat  mengantar  botol  susu
               untuk terakhir kalinya.
                  Sepedaku  menikung  masuk  ke  jalan  menuju  rumah,  ber-
               senandung riang karena seluruh botol susu yang kubawa habis,
               ditukar dengan botol kosong oleh tetangga yang membeli. Suara
               botol beradu di kotak belakang sepeda terdengar bergemerencing,
               membuatku menyeringai. Biasanya Mama akan memberiku uang
               jajan tambahan. Aku perlu banyak uang untuk membeli buku-
               buku yang kusuka.
                  Sayangnya tidak ada lagi uang jajan dari Mama. Persis habis
               tikungan, mendongak ke depan, bersiap mengayuh pedal sepeda
               secepat mungkin seperti yang aku biasakan, ngebut, aku menatap
               bingung kerumunan. Masih enam ratus meter, tapi asap hitam
               terlihat mengepul tinggi. Sirene mobil pemadam kebakaran dan
               teriakan orang terdengar nyaring bersahut-sahutan. Dan sebelum

               sempat  aku  bergumam  ingin  tahu,  sepedaku  sudah  disambar
               oleh seseorang.

                                          217




       Isi-Negeri Bedebah.indd   217                                 7/5/2012   9:51:11 AM
   214   215   216   217   218   219   220   221   222   223   224