Page 235 - Tere Liye - Negeri Para Bedebah
P. 235

pecahan  kaca.  Lebih  banyak  lagi  peluru  yang  mengarah  ke
               buritan, membuat pekerjaan Kadek terhambat.
                  Kami kalah jumlah. Aku mengepalkan tinju. Polisi sialan ini

               sungguh tidak menyadari, kalau aku berniat jahat pada mereka,
               sejak tadi aku bisa menembaki tangki bensin mobil taktis, dan
               dalam  hitungan  detik,  mereka  yang  berlindung  di  balik  mobil
               menjadi  kepiting  bakar  bersamaan  dengan  meledaknya  mobil.
               Tetapi itu tidak bisa kulakukan. Aku menggeram, berpikir keras,
               aku harus bergerak cepat.
                  ”Naik ke ruang kemudi, Kadek!” aku berteriak.
                  Kadek  yang  masih  tiarap  di  buritan  mendongak,  tidak  me-
               ngerti.
                  ”Bergegas!” aku menyuruh. ”Akan kulindungai kau!”
                  Senapanku  kembali  terarah  ke  mobil  taktis,  secara  spartan
               menembaki  setiap  jengkal  kemungkinan  ada  moncong  senjata
               terarah pada buritan kapal.
                  Kadek  bangkit,  berlari  cepat  menuju  ruang  kemudi.  Desing
               peluru balasan menerpa anak tangga, membuat dinding-dinding
               kapal merekah.
                  ”Pegang kemudinya!” aku berseru, tanganku masih terus me-
               narik pelatuk senjata.

                  Kadek membungkuk, memegang kemudi.
                  Aku  mengarahkan  laras  panjang  AK-47  ke  arah  bibir  der-
               maga,  menembaki  tiang  tempat  kapal  tertambat.  Dua,  enam,
               sepuluh peluru menghantamnya. Tiang beton itu roboh. Ikatan
               tali-temali terburai lepas.
                  Kadek yang mengerti apa yang kurencanakan segera menekan
               pedal  gas  bahkan  sebelum  tiang  beton  itu  sempurna  roboh.
               Pasifik menderum kencang, meninggalkan dermaga.

                                          233




       Isi-Negeri Bedebah.indd   233                                 7/5/2012   9:51:11 AM
   230   231   232   233   234   235   236   237   238   239   240