Page 265 - Tere Liye - Negeri Para Bedebah
P. 265
pepatah bijak orang tua dulu, musuh ada di mana-mana, maka
berhati-hatilah sebelum kau bisa memegang kerah lehernya.
Senang bertemu kau lagi, Tommi.”
Tuan Shinpei sudah melangkah menuju ruang rapat sebelum
aku basa-basi menjawab kalimatnya. Dua ajudannya ikut ber-
gerak. Suara tongkat mengetuk lantai keramik terdengar ber-
irama.
Aku menelan ludah. Rombongan Tuan Shinpei sudah meng-
hilang di balik pintu ruang rapat.
Aku melirik pergelangan tangan, mengumpat dalam hati.
Waktuku terbuang hampir setengah jam. Aku harus segera
menuju kantor, mengambil salinan dokumen dari Maggie. Jadwal
audiensiku dengan menteri satu setengah jam lagi. Aku berlari-
lari kecil melintasi lobi luas gedung Bank Semesta.
263
Isi-Negeri Bedebah.indd 263 7/5/2012 9:51:12 AM