Page 307 - Tere Liye - Negeri Para Bedebah
P. 307
”Kau tidak boleh masuk!” Salah satu dari mereka membentak,
sigap meloncat. Tangannya yang terlatih dengan cepat men-
cengkeram kerah seragam pizza-ku.
Sial! Aku menelan ludah, sedikit tercekik.
”Eh, saya tahu ruang kerja yang memesan pizza ini, Bos. Biar
saya antar ke dalam langsung, tidak akan lama. Mereka sudah
biasa pesan.” Aku berusaha mengangkat tinggi kotak pizza, me-
nunjukkannya, memasang wajah seperti tersiksa oleh cengkeram-
an kasar itu.
Petugas yang memegang kerahku sedikit melonggarkan
genggaman tangannya demi cicit suara kesakitanku. ”Tidak ada
yang memesan pizza! Tidak ada siapa-siapa di dalam sana.”
”Ada yang pesan, Pak, eh Bos.” Aku menunjukkan sekilas resi
pesanan. ”Saya sungguh harus mengantarkannya tepat waktu,
atau mereka berhak menerima pizza gratis karena terlambat dan
pizza-nya telanjur dingin. Gaji saya akan dipotong manajer gerai,
belum lagi dia akan marah-marah.” Aku membungkuk, meng-
embuskan napas, pura-pura tersengal dan pucat karena kejadian
barusan.
Petugas itu menoleh ke arah temannya, meminta pendapat.
Temannya mengangkat bahu. Tangannya terus siaga me-
megang senjata—terarah padaku.
”Baik. Sekarang kauserahkan pizza-nya, biar kami yang bawa
ke dalam.”
”Eh, saya harus mengantarnya sendiri, Pak Bos.” Aku buru-
buru menggeleng. Aku harus masuk, harus melihat sendiri posisi
Maggie, dan seberapa banyak mereka yang sedang menahan
Maggie.
”Sama saja!” Petugas itu berseru kesal, mulai tidak sabaran
305
Isi-Negeri Bedebah.indd 305 7/5/2012 9:51:13 AM