Page 309 - Tere Liye - Negeri Para Bedebah
P. 309
kecil dua petugasnya yang berjaga di meja resepsionis dengan
pengantar pizza.
”Apa lagi yang kautunggu, hah? Pizza-mu sudah kuletakkan
di atas meja pemesannya.” Petugas yang membawa kotak pizza
kembali.
”Eh.” Aku menggaruk kepala, melonggarkan topi seragam.
”Biasanya mereka memberi saya tips, Bos.”
”Apa kau bilang?” dia membentak, melotot.
”Eh, tips, Pak Bos. Biasanya ada.” Aku masih berusaha melirik
ke sana kemari, memastikan apakah masih ada petugas lain yang
berjaga di lokasi berbeda.
”Lupakan tipsmu. Segera menyingkir dari sini.” Dia men-
dorongku kasar. ”Dan jangan pernah cerita pada siapa pun apa
yang kaulihat.”
Petugas yang satunya mendekat, bersiap memukulkan popor
senjata jika aku tidak segera pergi.
Aku mengangguk. Baiklah, tidak ada yang bisa lagi kulakukan.
Dengan situasi seperti ini, jangankan menyelamatkan Maggie,
mendekatinya saja aku tidak bisa. Segeram apa pun aku, segemas
apa pun, termasuk ingin meninju petugas yang sekarang kasar
sekali menusuk-nusukkan laras senjatanya ke perut, aku tidak
punya pilihan selain pura-pura pergi. Setidaknya aku tahu persis
Maggie baik-baik saja. Dia tidak diperlakukan kasar. Sesuai ske-
nario, aku hanya bisa menunggu. Dan berharap, setengah lusin
polisi berpakaian tempur ini akan mengunyah pizza dengan
topping spesial bunga terompet.
Aku perlahan melangkah keluar.
Sayangnya skenario itu gagal total. Jangankan memakan, me-
reka menyentuh kotaknya pun tidak.
307
Isi-Negeri Bedebah.indd 307 7/5/2012 9:51:13 AM