Page 348 - Tere Liye - Negeri Para Bedebah
P. 348

”
                    UA  hari  ini,  kapan  terakhir  kali  kau  tidur?”  Rudi  me-
               noleh.
                 ”Lupa,” aku menjawab sambil melemaskan punggung. ”Kena-
               pa?”
                 Rudi tertawa pelan. Setengah prihatin, setengahnya lagi sung-
               guhan tertawa. ”Setidaknya tampilanmu masih lebih baik dari-
               pada buronan yang pernah kutangkap, Thom. Mantel kebesaran,
               topi longgar dan kacamata tebal, wajah lelah… Lima belas menit
               lagi kita mendarat.”
                 Aku  mengangguk.  Aku  justru  terbangun  oleh  suara  lembut
               pramugari  dari  speaker  yang  memberitahukan  pesawat  bersiap
               mendarat, menyebutkan ritual memasang sabuk pengaman, me-
               negakkan sandaran kursi, melipat tatakan meja, dan seterusnya.
               Penerbangan  dua  jam  Jakarta-Denpasar.  Setengah  jam  setelah
               perutku menyentuh makanan yang dihidangkan pramugari, aku
               punya waktu untuk tidur, bersitirahat. Rudi sudah melepas bor-

               gol di tanganku sejak kami duduk di kursi paling belakang pe-

                                         346




       Isi-Negeri Bedebah.indd   346                                 7/5/2012   9:51:14 AM
   343   344   345   346   347   348   349   350   351   352   353