Page 351 - Tere Liye - Negeri Para Bedebah
P. 351
”Ada masalah apa?”
”Situasi darurat. Kami harus menemui pilot segera,” aku men-
jawab dengan suara pelan tapi tegas.
”Pesawat sebentar lagi mendarat, Bapak-Bapak. Itu mustahil
dilakukan. Semua penumpang harus duduk dengan sabuk peng-
aman terpasang.” Pramugari senior itu menggeleng, berhitung
dengan situasi ganjil selama lima belas tahun dia bertugas.
”Dia benar.” Rudi sudah melepas sabuk pengamannya, akhir-
nya ikut berdiri meski belum tahu apa yang sedang kurencana-
kan. Rudi menyingkapkan jaket, sengaja memperlihatkan gagang
pistol di pinggang. ”Ini situasi darurat. Ada kesalahan fatal.
Kami harus bertemu pilot sekarang.”
Dan sebelum dua pramugari itu berkata sepatah pun kebe-
ratan, di bawah tatapan beberapa penumpang yang ingin tahu,
Rudi sudah lebih dulu melangkah cepat ke depan.
Aku bergegas menyusul langkah Rudi.
”Sebaiknya kau punya rencana yang hebat, Thom,” Rudi ber-
bisik. ”Kita jelas melanggar banyak peraturan penerbangan
dengan merangsek kabin pilot saat pendaratan. Dengan begitu
kau bukan lagi buronan pribadi petinggi markas besar, tapi naik
pangkat jadi teroris dunia. Ada banyak penumpang bule di atas
pesawat.”
Aku tertawa pelan, mengangguk. Ini jelas rencana baik, tidak
kalah hebatnya dengan rencana Rudi yang berhasil menyelundup-
kan aku ke atas pesawat dengan kostum tahanan transfer. Jika
gagal, setidaknya, tidak ada penumpang yang akan dibahayakan
dalam rencana ini.
***
349
Isi-Negeri Bedebah.indd 349 7/5/2012 9:51:14 AM