Page 366 - Tere Liye - Negeri Para Bedebah
P. 366

galkan empat guci tanpa penjagaan. Opa dengan mudah keluar
               dari guci, memasukkan batu ke dalam guci agar beratnya tetap
               sama, lantas berlari pulang mencari Ibu, menangis, mengeluarkan

               air  dari  mulut  Opa  di  telapak  tangan  Ibu.  Ibu  balas  memeluk
               Opa erat-erat.
                 ”Opa  berhasil  kabur,  sesembahan  Mata  Picak  telah  gagal.
               Hanya ada tiga anak yang dikorbankan. Dan seperti kebanyakan
               ritual  animisme,  gagalnya  sesembahan  bisa  berakibat  fatal,
               apalagi itu sesembahan puncak. Sejak malam itu, kesaktian Mata
               Picak  luntur  bagai  kain  berwarna  berubah  menjadi  pucat.  Se-
               minggu kemudian, saat seseorang ternyata berhasil melemparkan
               batu ke halaman rumahnya penuh kebencian, batu itu tidak ber-
               balik arah seperti biasanya. Hanya soal waktu seluruh penduduk
               kampung berani melawan. Perang saudara terus terjadi bertahun-
               tahun kemudian hingga Opa tumbuh dewasa. Juga banjir besar
               dari Sungai Kuning. Tetapi cerita Mata Picak dan murid-murid-
               nya sudah lama tutup buku setahun setelah kejadian itu. Mereka
               dilemparkan ke Sungai Kuning dengan kaki dan tangan terikat.
               Itu memang tidak pernah setimpal dengan kejahatannya. Tetapi
               mau dikata apa, hukuman maksimal di muka bumi ini hanyalah
               kematian.”

                 Opa  bersedekap,  tersenyum  simpul  mengakhiri  seluruh  ce-
               rita.
                 Aku  akhirnya  menghela  napas  yang  sejak  tadi  tanpa  sadar
               tertahan.
                 ”Bagaimana? Seram, bukan?” Opa bertanya.
                 Aku mengangguk.
                 ”Nah,  mari  kita  lupakan  cerita  ini  dengan  masakan  lezat
               tantemu. Ayo, Tommy.”

                                         364




       Isi-Negeri Bedebah.indd   364                                 7/5/2012   9:51:14 AM
   361   362   363   364   365   366   367   368   369   370   371