Page 370 - Tere Liye - Negeri Para Bedebah
P. 370
EMBAYUNG. Sejauh mata memandang terbentang warna
lembayung. Umbul-umbul, spanduk, bendera, bahkan tiga papan
reklame yang menjual pasta gigi, sampo, dan makanan ringan di
perempatan jalan ditutup sementara dengan foto penguasa partai
bernuansa lembayung.
Ruang konvensi ramai oleh orang-orang dengan pakaian ber-
warna lembayung.
”Kita terlihat berbeda sekali di sini, Thom.” Rudi mengusap
peluh di leher.
Aku tidak menjawab celetukan Rudi.
”Kita seperti tamu tidak diundang datang ke pesta perkawin-
an. Sialnya, ditambah dengan dress code yang keliru.” Rudi masih
asyik memperhatikan kesibukan.
”Sebentar, aku punya ide yang lebih baik,” kali ini aku men-
jawab. Aku menoleh ke kiri-kanan sejak taksi memasuki lobi
depan hotel arena konvensi. Kami berjalan melintasi lorong
368
Isi-Negeri Bedebah.indd 368 7/5/2012 9:51:14 AM