Page 417 - Tere Liye - Negeri Para Bedebah
P. 417
”
ETAKKAN pistol kalian atau kuledakkan kepalanya! Aku
tidak main-main!” aku membentak. Tanganku memiting Wusdi,
membuatnya mengaduh kesakitan. Menekan dalam-dalam mon-
cong senjata ke kepala Wusdi, suara pelatuk ditarik terdengar
bergemeletuk.
Kabin yacht semakin tegang.
”Turuti perintahnya. Letakkan pistol kalian!” Wusdi berseru
tertahan, akhirnya bersuara setelah beberapa detik berhitung
dengan situasi.
Dua orang berseragam polisi Singapura itu ragu-ragu me-
nurunkan pistol mereka. Tunga menatap serbasalah. Wajahnya
sedikit jengkel, tetapi dia tidak bisa melakukan apa pun selain
ikut menurunkan pistolnya. Ram masih menatap layar televisi,
tidak percaya mendengar siaran langsung reporter dari gedung
kementerian.
Kadek masih terkapar di lantai dengan darah membasahi ce-
lananya, juga dua orang berseragam polisi Singapura lainnya.
415
Isi-Negeri Bedebah.indd 415 7/5/2012 9:51:15 AM