Page 130 - Sepotong Hati Yang Baru - Tere Liye
P. 130

Celakanya  saat  Sampek  sibuk  mengejar-ngejar  seekor  rusa  yang  terlihat  di  sela-sela
               pohon,  Engtay  yang  tak-tahan  melihat  beningnya  air  danau  memutuskan  mandi.  Jadi

               bagai  dipakukan  ke  tanah,  Sampek  membeku  seketika  ketika  kembali  dengan

               menggendong rusa itu dan menyaksikan Engtay yang sedang berendam di  hamparan
               beningnya air.



               “Kau…. Kau seorang perempuan?”


               Muka  Engtay  mendadak  memerah.  Berendam  lebih  dalam.  Berusaha  bersembunyi.

               Percuma. Maka terkuaklah rahasia besar Engtay.


               Sore itu, mereka bergegas pulang sebelum gelap datang menjelang. Sepanjang sisa hari,

               setelah  Engtay  buru-buru  memakai  samarannya  kembali,  mereka  saling  membisu  di
               sela-sela bunga. Hening menatap beningnya danau. Sampek tidak bisa berkata-kata, dia

               benar-benar tidak tahu. Dia benar-benar terkejut.


               “Apakah  kau  akan  menolak  berteman  lagi  denganku  setelah  tahu  semua  ini?”  Engtay

               berkata pelan. Memecah senyap.


               Sampek  menoleh,  menatap  lamat-lamat  wajah  Engtay.  Sungguh  lepas  dari  segala

               keterkejutan,  ini  untuk  pertama  kalinya  dia  melihat  seorang  gadis  yang  memesona
               hatinya.  Seorang  gadis  yang  cantik.  Dan,  hei!  Seorang  gadis  yang  selama  ini  justru

               tinggal satu kamar dengannya. Seseorang yang bertahun-tahun menjadi teman baiknya

               melewati banyak hukuman di Biara Shaolin.


               Jika  cinta  pertama  itu  ada,  maka  Sampek  hari  itu  benar-benar  jatuh  cinta  pada
               pandangan pertama.



               ”Kau tidak akan membenciku, bukan?” Engtay bertanya, takut-takut dan ragu-ragu.


               Sampek menggeleng.
   125   126   127   128   129   130   131   132   133   134   135