Page 139 - Sepotong Hati Yang Baru - Tere Liye
P. 139

Dua bulan berlalu semakin genting.


               Rahib Ketua akhirnya mengambil keputusan yang tidak pernah dilakukan leluhurnya.

               Memutuskan mengirimkan selusin rahib suci menuju Pegunungan Kwa Loon. Meminta

               pertolongan. Sampek yang sudah pulih ditugaskan ikut.


               Secara fisik Sampek sempurna sembuh, hanya menyisakan bekas luka di sekujur tubuh.

               Yang masih menganga luka di hatinya. Dan benar-benar menyedihkan melihat pemuda
               itu. Setiap hari dua bulan terakhir hanya termenung, menangis tanpa sebab, berteriak

               tertahan tanpa alasan. Rahib Ketua berpikir, setidaknya melakukan perjalanan penting

               bersama rahib-rahib suci akan membuat suasana hati Sampek lebih baik.


               Maka amat ganjillah perjalanan menuju Pegunungan Kwa Loon itu. Sampek yang tidak

               tahu  apa  tujuan  perjalanan  bagai  patung  pualam  tanpa  semangat  hanya  ikut
               melangkahkan  kaki.  Dia  menangis  tanpa  suara  setiap  mereka  berhenti.  Meratap  pilu

               saat  menyiapkan  tempat  bermalam.  Tersedu  panjang  tanpa  air  mata  saat  membantu

               menuntun  kuda  melewati  sungai.  Dan  lebih  banyak  lagi  menangis  dalam  diam  saat
               rombongan dihadang oleh prajurit kerajaan dan pendekar bayaran.


               Rahib-rahib  suci  itu  satu-dua  hari  perjalanan  hanya  bersitatap  satu-sama  lain.  Tidak

               mengerti.  Bagaimana  mungkin  murid  mereka  yang  paling  berbakat  dalam  kungfu

               berubah menjadi amat menyedihkan seperti ini. Hanya diam saat ditanya. Menggeleng
               pelan saat disuruh bercerita.



               Tapi  bagaimanalah  Sampek  akan  bercerita  persoalan  yang  membuatnya  sedih
               berkepanjangan. Tidak mungkin dia akan menceritakan kisah-cintanya? Engtay adalah

               calon istri Putra Mahkota. Tidak akan ada yang percaya pemuda miskin seperti dirinya
               pernah mempunyai kisah-cinta yang hebat dengan calon Permaisuri Dinasti Tang.



               Bosan bertanya tanpa mendapatkan jawaban, selusin rahib suci akhirnya membiarkan
               saja  kelakuan  Sampek  yang  ganjil.  Lagipula  ada  banyak  permasalahan  yang  harus

               diurus. Perjalanan itu semakin berat. Hadangan prajurit dan pendekar bayaran semakin

               banyak. Terakhir, semalam sebelum tiba di tujuan, seratus prajurit istana dan belasan
   134   135   136   137   138   139   140   141   142   143   144