Page 146 - Sepotong Hati Yang Baru - Tere Liye
P. 146

Pagi datang menjelang. Semburat merah menyiram hamparan padang rumput. Sungguh

               menyedihkan  melihat  padang  rumput  nan  luas  yang  sebenarnya  indah  sekarang
               dipenuhi tubuh-tubuh bergelimpangan.



               Rahib  Penjada  Pagoda  duduk  bersandar  di  sebelah  Sampek.  Tubuhnya  sudah  bersih
               dari  gumpalan  darah.  Semalam  Sampek  dengan  sisa-sisa  tenaga  membantu

               mengobatinya. Mukanya tidak kalah pucat dibandingkan Sampek. Dia pikir ketika Rahib

               Ketua menyuruhnya menjemput kakek-renta ini ke Gunung Kwa Loon itu hanya usaha
               sia-sia.  Ternyata  tidak.  Menyaksikan  jurus  itu  semalam  membinasakan  dua  ribu

               pasukan hanya dalam satu tepukan memberikan harapan Biara Shaolin akan tertolong.

               “Kau berjodoh denganku, anakku.” Kakek renta itu mengulang kalimatnya, “Kau tahu,
               hanya kesedihan paling mendalam yang bisa memanggil Naga Surga. Hanya hati yang

               tercabik-cabik-lah yang bisa memanggil Seruling Surga.”


               Terdiam sejenak.



               “Ah, aku tidak pernah menyangka kau memiliki kisah hidup yang begitu menyakitkan.
               Aku  pikir  saat  aku  berhasil  menguasai  jurus  itu,  mendatangkan  dua  kali  lipat  lebih

               banyak dari leluhur sebelumnya, aku pikir jalan hidupku sudah teramat menyakitkan.
               Tidak, kau ternyata lebih menyakitkan!” Kakek renta itu menghela nafas.



               Sepanjang  mengobati  Rahib  Penjaga  Pagoda  semalam,  Sampek  terbata  menceritakan
               potongan  masa  lalunya.  Wajah  Engtay  yang  tersenyum  bahagia.  Wajah  Engtay  yang

               pura-pura merajuk. Wajah Engtay yang pura-pura marah.


               “Di  dunia  persilatan,  kekuatan  terbesar  datang  dari  hati,  anakku.  Dan  sayang  sekali,

               hanya  hati  yang  pilu  yang  bisa  mengumpulkan  tenaga  begitu  besar.  Kau
               menggumpalkan  selaksa  rasa  sakit,  kecewa,  marah,  sedih  menjadi  satu.  Semakin

               tercabik-cabik  hatimu,  maka  semakin  banyak  Naga  Surga  yang  bisa  kau  panggil.

               Semakin tajam sembilu itu mengiris, maka semakin benderang cahaya Naga Surga.”


               “Kau  tahu  kenapa  hanya  orang-orang  yang  sakit-hatilah  yang  bisa  menguasai  jurus

               tersebut? Karena orang-orang sakit hati lazimnya tidak lagi mencintai kehidupan dunia
   141   142   143   144   145   146   147   148   149   150   151