Page 154 - Sepotong Hati Yang Baru - Tere Liye
P. 154

membenci  Biara  Shaolin  tanpa  ampun  mengeluarkan  jurus  mautnya.  Mendesis

               menyebar  kematian.  Dia  bukan  lawan  bagi  rahib  Biara  Shaolin,  bahkan  Kepala  Biara
               belum tentu bisa mengalahkannya.



               “Aku mohon. Jangan pergi! Ini aku Engtay, ini Sampek.” Sampek berseru tertahan.


               “Aku  akan  pergi,  Sampek.  Aku  akan  pergi  dengan  bahagia.  Aku  akan  pergi  dalam

               pelukanmu.  Seperti  yang  kuinginkan  sejak  pertama  kali  mengenalmu.  Seperti  yang
               kuinginkan  sejak  pertama  kali  mengenal  kata  cinta.  Maafkan  aku  yang  tidak  kuasa

               menentang  perjodohan  itu.  Maafkan  aku….  Aku  akan  selalu  mencintaimu….”  Engtay

               berkata lirih, dan sempurna di ujung kalimat itu tubuhnya terkulai lemah.


               Sampek berseru tertahan memanggil Engtay.


               Sampek berseru panik….



               Tetapi  semuanya  sudah  terlambat.  Hati  Sampek  tercabik  sudah.  Wajah  Engtay  yang
               bersemu malu saat ketahuan berendam di Danau Lu, wajah Engtay yang tersipu-sipu

               saat  dia  memakaikan  Liontin  Permaisuri  Dinasti  Chin,  wajah  Engtay  yang  memeluk
               tubuhnya  bergelimang  darah  di  depan  gerbang  Istana  Terlarang.  Wajah-wajah  itu

               terukir kembali di pelupuk matanya.


               Dulu dia hanya setetes air. Istana ini bagai tembok batu raksasa. Dulu tangannya lemah

               tak-kuasa menjemput pujaan hatinya. Sekarang! Sampek melenguh tertahan.


               Meraung penuh kesedihan.


               Sempurna  saat  Sampek  berseru,  saat  pukulan  Sejuta  Cahaya  Rembulan  Ketua  Partai

               Bulang-Anggrek  yang  konon  bisa  menghancurkan  sebuah  gunung  menderu  deras  ke

               arahnya,  saat  itulah  mendadak  langit  malam  berubah  terang-benderang.  Seperti  ada
               yang jahil sekali melemparkan seribu kembang api di angkasa.
   149   150   151   152   153   154   155   156   157   158   159