Page 21 - Sepotong Hati Yang Baru - Tere Liye
P. 21

2.  Kisah Cinta Sie Sie






               “Adalah Han, kuli kasar di pabrik tahu. Istrinya ibu rumah tangga yang repot mengurus

               anak-anak  sekaligus  repot  bekerja  sebagai  babu  separuh  hari  di  rumah  orang  kaya.
               Keluarga Han tinggal di pinggiran Singkawang, daerah kumuh, tidak sedap dilihat, tidak

               enak dicium. Jauh lebih baik gang sempit tepian Kapuas milik kita.


               “Dari  tujuh  anak  mereka,  adalah  Sie  Sie  anak  tertua,  gadis  remaja  usia  enam  belas.

               Mekar  menjadi  kembang  daerah  kumuh  itu,  rambutnya  panjang,  tinggi  semampai,

               berkulit putih, berlesung pipit dan amboi manis sekali senyumnya. Kalau kau bertemu
               dengan Sie di oplet, tidak akan menyangka dia amoy dari keluarga miskin, atau gadis

               remaja yang setiap hari harus bekerja keras, mengurus enam adik sejak shubuh buta
               sampai larut malam saat adiknya yang masih bayi jatuh tertidur.



               “Kalau  saja  Sie  ditakdirkan  lahir  di  keluarga  berada,  lemari  di  rumah  mereka  pasti
               penuh dengan piala-piala, gadis itu pintar, rajin dan tidak suka  mengeluh. Sejak kecil

               sudah terbiasa membantu orang-tuanya. Lihatlah, dia bisa ditemukan di rumah sedang

               menggendong  adiknya  yang  paling  kecil,  sekaligus  menyuapi  dua  adiknya  yang  lain,
               meneriaki adiknya yang cukup besar agar berhenti bertengkar, sambil menjahit pakaian

               dengan  singer  tua  berkarat.  Sayangnya  Sie  tidak  sekolah,  tidak  berpendidikan.  Satu-

               satunya keahlian dia adalah membuat baju pesanan yang dipelajarinya sendiri, itupun
               untuk membantu beban orang-tuanya.



               “Keluarga mereka mampu bertahan hidup dari hari ke hari, bulan ke bulan, tahun ke
               tahun  hingga  cobaan  besar  itu  datang,  ketika  Ibu  Sie  Sie  jatuh  sakit.  Apalagi  yang

               diharapkan dari pemukiman kumuh, air bersih terbatas, ventilasi rumah buruk, lantai

               lembab?  Semua  mengundang  banyak  penyakit,  Ibu  Sie  kena  paru-paru  basah,
               penumonia.  Kondisinya  memburuk,  parah  karena  tidak  segera  mendapat pengobatan

               yang baik.


               “Sejak Ibu mereka sakit, separuh penghasilan keluarga hilang, sialnya harus ditambah

               dengan  pengeluaran  baru,  uang  untuk  membeli  berbagai  obat  yang  tidak  kunjung
   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26