Page 45 - Sepotong Hati Yang Baru - Tere Liye
P. 45

Sayangnya, Nak, cerita baru saja dimulai. Sama halnya dengan kisah hebat dari India itu,

               kisah abadi Rama dan Shinta. Bukan, sungguh bukan petualangan Rama merebut Shinta
               dari  Rahwana  yang  menjadi  cerita  utamanya,  seperti  yang  disangkakan  orang-orang,

               seperti yang lebih suka didengar orang banyak. Cerita pentingnya justeru baru dimulai

               persis saat pasangan abadi itu kembali ke Ayodya. Sama seperti Ayah dan Ibumu, cerita
               pentingnya baru dimulai ketika Ibumu mengandung.



               Tentang  kepercayaan.  Tentang  salah-satu  pondasi  dasar  sebuah  cinta.  Kau  mau
               mendengar  kelanjutan  cerita  Rama  dan  Shinta,  Nak?  Tidak  sabar?  Aku  tersenyum,

               masih lembut mengelus pipi Cindanitaku.


                                                          ****

               “Aku tidak bisa mempercayainya begitu saja, Laksmana.” Rama menghembuskan nafas

               panjang, berdiri menatap langit, tangannya bersidekap resah, sejak tadi siang dia terus
               berpikir.



               “Bagaimana mungkin kau tidak mempercayainya, Kakanda?” Laksmana berseru putus
               asa,  “Empat  belas  tahun  Shinta  setia  menemani  di  hutan  rimba.  Empat  belas  tahun

               hidup penuh penderitaan demi mengabdi pada suaminya. Ditambah berbulan-bulan di
               tahan  oleh  Rahwana,  berbulan-bulan  menanggung  penderitaan  di  sarang  raksasa.

               Bagaimana mungkin kau tidak mempercayai Shinta?”


               “Berbulan-bulan.”  Rama  mendesah,  “Karena  berbulan-bulan  itulah,  Laksmana.  Siapa

               yang tahu apa yang telah terjadi di Alengka? Siapa yang bisa memastikannya?”


               “Tidak.”  Laksmana  menggeleng  kencang-kencang,  seperti  berusaha  mengusir  kalimat

               Rama barusan jauh-jauh, “Aku tidak percaya kalimat itu keluar dari mulutmu, Kakanda.”


               Ruangan singgasana hening sejenak


               Inilah masalah baru pasangan Rama dan Shinta.
   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50