Page 46 - Sepotong Hati Yang Baru - Tere Liye
P. 46

Jutaan rakyat Kosala bersorak senang saat Rama membawa pulang Shinta ke ibukota

               Ayodya.  Kembalinya  Rama  juga  mengakhiri  hukuman  empat  belas  tahun  terbuang.
               Tahta raja Kosala dikembalikan oleh adiknya, Barata. Kabar tumbangnya Rahwana, raja

               raksasa  penyebab  semua  masalah  daratan  India  membuat  rakyat  berpesta,  dan  lebih

               besar lagi pesta itu karena yang mengalahkan Rahwana adalah raja baru mereka, Rama.
               Tapi  kesenangan  itu  hanya  sebentar,  entah  siapa  yang  memulai,  bisik-bisik  kotor

               merasuki penduduk kerajaan Kosala. Kabar burung menyebar begitu cepat. Di sudut-

               sudut istana, di pasar-pasar kumuh, di kampung-kampung. Apalagi kalau bukan kabar
               burung: Shinta sudah tidak suci lagi. Berbulan-bulan ditawan Rahwana, siapa yang bisa

               memastikan Shinta tetap mampu menjaga diri? Rahwana adalah raksasa licik yang sakti,

               dia bisa menipu siapa saja, bukan?


               Bisik-bisik kotor itu bagai jelaga hitam ditumpahkan di langit-langit Ayodya, membuat

               kelam  sejauh  mata  memandang,  dan  hanya  tinggal  waktu  saja,  bisik-bisik  itu  tiba  di
               telinga Rama. Rakyatnya meragukan kesucian Shinta.



               “Omong  kosong,  Kakanda.”  Laksmana  berseru,  “Omong  kosong  semua  ini.  Aku
               bersumpah,  Shinta  tidak  akan  pernah  berkhianat.  Kakanda  seharusnya  tidak

               mendengarkan bisik-bisik di luar sana. Di mana mereka saat Kakanda dan Shinta terusir
               empat belas tahun di hutan  rimba? Di mana mereka saat Kakanda memimpin ribuan

               pasukan  Wanara?  Tidak  ada  satu  pun  rakyat  Kosala  yang  peduli?  Kenapa  sekarang

               mereka peduli sekali dengan sesuatu yang bukan urusa mereka?”


               Ruangan  singgasana  semakin  tegang.  Hanya  mereka  berdua  yang  ada  di  sana.  Rama

               mengajak adiknya membicarakan masalah pelik tersebut.


               “Tetapi mereka rakyatku, Laksmana. Aku tidak bisa menjadi Raja mereka yang baik jika
               mereka tidak mempercayai Ratunya.” Rama menatap kosong ke depan, resah.



               “Karena Kakanda Raja dan mereka rakyat, maka Kakanda bisa memerintahkan untuk
               menghentikan  seluruh  omong  kosong.”  Laksmana  menjawab  gemas,  dia  mulai

               kehabisan cara membujuk Rama.
   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51