Page 51 - Sepotong Hati Yang Baru - Tere Liye
P. 51

bahkan istrinya  sendiri, jika diragukan kesucian, akan  terbuang dari istana. Lihat, ini

               sungguh mengharukan.


               Hanoman tertunduk dalam, terpekur menatap lantai.


               “Apakah kau masih mencintai Shinta, Paduka Rama?” Bertanya pelan.



               “Tentu saja, Pamanda. Tentu saja.” Rama menjawab dengan intonasi tersinggung, “Aku
               mencintainya.  Tapi  rakyat  Ayodya  membutuhkan  bukti  bahwa  Shinta  akan  mampu

               melewati masa pembuangannya.”


               Hanoman  menggeleng  sedih,  “Bukan  rakyat  Ayodya.  Bukan  mereka,  tapi  Padukalah

               yang membutuhkan itu semua untuk memadamkan api kecurigaan dalam hati. Camkan

               ini, Paduka, esok lusa, Shinta akan berhasil melalui masa terbuangnya, tapi Paduka tidak
               akan pernah mampu melewati resah itu.”



               Hanoman  melangkah  perlahan,  meninggalkan  gegap  gempita  halaman  Istana.
               Punggungnya hilang dibalik ribuan rakyat yang mengelu-elukan keputusan rajanya.


               Bagaimana  Shinta  mendengar  perintah  pengusiran  itu  dibacakan  sendiri  oleh

               suaminya?  Shinta  mengangguk,  kali  ini  dia  memang  tidak  kuasa  menahan  kesedihan

               hati,  matanya  berkaca-kaca,  tapi  dia  mengangguk  patuh.  Shinta  tidak  sedih  karena
               keputusan itu, dia sedikitpun tidak pernah meragukan cinta Rama. Shinta sedih karena

               dia  tidak  kunjung  mampu  meyakinkan  rakyat  Ayodya,  Shinta  sedih  harus  berpisah

               dengan suami tercinta.


               “Jangan cemaskan aku, Kakanda.” Shinta berbisik lemah, “Aku akan baik-baik saja. Masa
               pembuangan ini tidak akan lama, apalah arti sepuluh tahun demi membuktikan cinta

               kita akan abadi. Jangan cemaskan aku, Kakanda. Sedikit pun jangan terbetik perasaan

               itu.”


               Senja  itu,  saat  gelap  mulai  menghampiri  ibukota  Ayodya,  prosesi  pengusiran  Shinta

               dimulai.  Tidak  ada  yang  boleh  menemaninya,  tidak  ada  yang  boleh  membantunya.
   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56