Page 49 - Sepotong Hati Yang Baru - Tere Liye
P. 49

Tetapi cerita jauh dari selesai.


                                                           ***


               Kalimat lain Laksmana juga benar, adik Rama yang tidak tahan dengan situasi istana,

               dan  akhirnya  memutuskan  pergi  menjadi  pertapa  itu  selalu  bijak  menilai  sesuatu,

               Shinta berhasil melalui ujian api suci, tapi itu tidak pernah memadamkan resah di hati
               orang-orang yang tidak mau percaya.



               Hanya  berbilang  bulan  sejak  prosesi  api  suci,  bisik-bisik  kembali  melanda  seluruh
               Ayodya. Kabar burung berhembus bersama angin musim kemarau. Dan bagai api yang

               membakar rerumputan kering, cepat sekali menjalar, menghanguskan apa saja. Orang-

               orang berbisik bahwa prosesi api suci itu bohong, mereka ditipu mentah-mentah. Shinta
               menggunakan ilmu sihir yang diperolehnya dari kerajaan Alengka untuk melewati api

               suci.  Siapa  tidak  mengenal  Rahwana,  begitu  bertimbun  kesaktiannya,  apa  susahnya

               sebelum  dia  berhasil  dikalahkan  Rama,  Rahwana  mengajarkan  satu-dua  trik  kepada
               Shinta untuk mengatasi hal ini.


               Hanya  berbilang  bulan  pasangan  Rama  dan  Shinta  kembali  hidup  rukun,  saat

               gelombang kedua kabar kotor itu melanda seluruh Ayodya. Cepat dan merusak sekali

               akibatnya. Suasana istana Ayodya kembali tegang.


               “Kau  tidak  akan  melakukannya,  Paduka  Rama.”  Hanoman,  manusia  kera,  bangsa

               Rawana, kali ini yang bijak menasehati.


               “Tapi bagaimana aku akan menghadapi rakyatku, Pamanda. Dari kota hingga desa, di
               setiap  sudut,  pelosok,  mereka  berbisik  tentang  hal  itu.  Bagaimana  aku  meletakkan

               wajah seorang Raja yang berwibawa jika mereka tidak percaya dengan Ratunya? Siapa

               yang bisa bersaksi Shinta tidak sedang menipu kita semua? Siapa?”


               Hanoman  menepuk  tiang  ruangan  singgasana,  menatap  Rama  tidak  percaya,  “Astaga,

               Paduka Rama, sungguh tidak ada yang terjadi di taman  Asoka. Bukankah kau sendiri
   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54