Page 94 - Sepotong Hati Yang Baru - Tere Liye
P. 94

Nyonya menggeleng, “Itoe boenga dibentji Mevrouw Coen, Itje! Kamoe tidak tahoe apa?

               Ganti!”
               Itje menganggoek, mana poela dia tahoe kalau Mevrouw Coen bentji boenga melati, di

               kampoengnja  boenga  ini  malah  djadi  hiasan  konde,  Itje  menggeroetoe  dalam  hati,

               kembali tersengal menjeret pot.
               Nyonya menggeleng  kesal, “Ganti, Itje, boekan jang itoe, kamoe  orang tjari jang lebih

               bagoes. Jang itu warna koeningnya terlaloe soeram. Ini makan malam dan pesta dansa,

               boekan pemakaman.”
               Adalah  sebelas  kali  lebih  Nyonya  Rose  berseroe,  “Ganti!”  “Ganti!”  dan  “Ganti!”

               memboeat  Itje  matjam  setrikaan  besi  diisi  arang  panas,  bolak-balik  di  atas  pakaian

               Meneer jang sedang disetrika, hingga akhirnja pot kedoea belas, Nyonya Rose berseroe,
               “Excellence! Excellence!”  Wadjah  Nyonya  Rose  terlihat  senang,  “Nah,  itoe  pot  boenga

               soedah pas betoel dengan loekisan di atasnja.”

               Itje menjeka peloeh di dahi, bergoemam bingoeng dalam hati, oentoek kesekian kalinja
               tidak pertjaya dengan apa jang baroe sadja dia alami. Itje tidak pernah paham, di doenia

               ini kadang gengsi dan norak itoe djaraknya hanja satoe mili. Fashion dan kampoengan

               itu bedanja hanja sedjari. Sebenarnja tadi, soedah habis itoe pot boenga di depan, tidak
               ada jang tjotjok, poesing haroes mentjari kemana lagi, Nyonya Rose tetap tidak poeas,

               diteriaki  teroes  agar  bergegas,  Itje  akhirnja  mengambil  pot  pertama  jang  disoeroeh
               ganti.

               Bagaimana moengkin Nyonya Rose tidak tahoe kalau itu pot boenga jang pertama tadi?

               Itje menjeka lagi keningnja, ini persis seperti lawakan keliling kampoeng itoe. Nyonya
               Rose soedah berkeliling senang, mengomeli baboe lainnja.

               Loepakan sadja, Itje menggeroetoe dalam hati, ini soedah poekoel lima sore, saatnja dia

               bergegas kembali ke kamar, sebentar lagi djadwal makan malam Meneer Van Houten,
               ada  banjak  pekerdjaan,  dan  jang  lebih  penting,  sebentar  lagi  Kang  Djalil  akan

               menemoeinya  di  dapoer.  Itje  tersipoe  sendiri  membajangkannya,  mentjium  oejoeng
               badjunya,  hoeek,  senjumnja  hilang,  Itje  boeroe-boeroe  melangkah  pergi,  bekerdja

               seharian memboeatnya loepa bau ketiaknja soedah tidak ketoeloengan, saatnja mandi.

               Dia haroes terlihat tjantik dan wangi di depan Kang Djalil, boekan?


                                                           ***
   89   90   91   92   93   94   95   96   97   98   99