Page 129 - PEMIKIRAN INDONESIA MODERN 2015
P. 129

Sejarah Pemikiran Indonesia Modern




                        Dalam  Eenheid  (Persatuan)  Cipto  memusatkan  perhatiannya
                kepada  Belanda  dan  kepada  para  pembaca  pribumi  untuk  membujuk
                mereka  supaya  mengambil  keuntungan  dalam  memperjuangkan
                persatuan  itu.  Ia  menerangkan  konsepnya  mengenai  ‘persatuan
                masyarakat  Hindia  Timur”  dalam  konteks  menghubungkan  pribumi-
                pribumi  kebudayaan  barat.  Konsep-konsep  seperti  itu  biasanya
                dihubungkan  dengan  gagasan  ‘kompromi  intelektual’  antara  barat  dan
                timur  atau  dengan  gagasan  penggabungan  politik  sebagai  faktor-faktor
                penting  untuk  menjamin  pertumbuhan  yang  subur  bagi  negeri  dan
                rakyatnya.  Cipto  kemudian  dengan  hati-hati  menyatakan  bahwa
                persatuan  tidak  perlu  harus  memerlukan  suatu  keseragaman  sebagai
                prasyarat. Cipto menyatakan sekali lagi bahwa tidak masuk akal bahwa
                persatuan  harus  berarti  bahwa  masyarakat  Jawa  akan  menjadi  orang-
                orang  Eropa  atau  orang  Eropa  menjadi  orang-orang  Jawa,  tetapi
                meskipun  perubahan-perubahan  bentuk  seperti  itu  kiranya  mungkin
                pada tingkat kebudayaan, Cipto menegaskan perubahan Eropa menjadi
                                                  13
                Jawa dan sebaliknya tidak mungkin.
                        Lebih lanjut ia menekankan bahwa persatuan terjadi tanpa saling
                menghormati.  Kita  minta  supaya  para  penguasa  menghormati
                oriantalisme pada umumnya dan masyarakat Jawa pada khususnya dan
                supaya  mereka  menghormati  konsep-konsep  kita,  lembaga-lembaga,
                sikap  perangai  dan  adat  istiadat.  Pada  waktu  yang  sama  Cipto  juga
                mendesak orang-orang pribumi untuk menghilangkan ketidakpercayaan
                mereka  terhadap  Belanda  dengan  memperbaiki  pengetahuan  dan
                pengertian  mereka.  Menurut  Cipto  bahwa  untuk  menciptakan
                masyarakat  baru  yang  bersatu  di  masa  mendatang  yang  terdiri  dari
                masyarakat  pribumi  dan  Belanda,  hidup  bersama  dalam  keselarasan,
                menghormati satu sama lain sebagai orang-orang yang sama derajatnya.
                Juga jelas bahwa menurut Cipto jika masyarakat seperti itu dapat dicapai
                maka masalah pemisahan antara jajahan dan negeri sendiri atau antara
                yang  diperintah  dan  pemerintah  tidak  menjadi  persoalan  lagi.
                Berdasarkan  tinjauan  Cipto  terhadap  situasi  dunia,  pada  tahap  ini
                sebelum  perang  dunia  Pertama,  Cipto  melihat  bahwa  hanya  melalui
                perjuangan  dalam  menciptakan  penyatuan  dengan  Belanda,  keadaan-
                keadaan  di  Hindia  dapat  dimodernisasikan.  Inilah  yang  dipikirkan
                sehingga ia menganggap ‘penyatuan’ sebagai proses ‘evolusioner’ dengan
                mana setiap sekutu tersendiri dapat berkembang menjadi suatu Negara
                          14
                yang maju .





                                              Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya   121
   124   125   126   127   128   129   130   131   132   133   134