Page 131 - PEMIKIRAN INDONESIA MODERN 2015
P. 131
Sejarah Pemikiran Indonesia Modern
bentuk brosur. Tulisan tersebut membuat Soewardi menjadi terkenal,
16
karena diterbitkan oleh Comite Boemi Poetra yang dipimpin dokter
Tjipto Mangoenkoesoemo dalam oplaag besar (5.000 eksemplar). Brosur
dicetak dalam bahasa Belanda dan bahasa Melayu. Dalam terjemahan
Abdoel Moeis dengan bahasa Melayu, tulisan itu diberi judul,
“Andaikata Aku Seorang Belanda…”. Dalam terjemahan inilah muncul
kalimat yang terkenal dari Soewardi Soerjaningrat:
“Tidak selayaknya bangsa Hindia turut serta merayakan kemerdekaan
bangsa lain yang menindas kita… djika sekarang ini akoe seorang
Belanda, akoe memprotes akan diadakannja perajaan kemerdekaan itu.
Akan koetoelis dalam soerat-soerat kabar, bahwa itoe salah. Akan
koeperingatkan teman-temankoe pendjadjah, bahwa pada waktoe
sekarang ini sangat berbahaja mengadakan perajaan peringatan
kemerdekaan. Bangsa Belanda hendak koeperingatkan, djangan
menjinggung perasaan rakjat Indonesia jang kini baroe bangoen dan
menjadi pemberani. Dan djangan mengurangadjarinja. Soenggoeh akoe
akan memprotes sekeras-kerasnja.
…akoe boekan orang Belanda, akoe hanja anak bangsa berkoelit tjoklat,
pendoedoek tanah djadjahan Belanda. Sebab itu akoe tidak akan
memprotes. Djika akoe protes djuga tentoe akoe akan disesali. Dan
karena protes itu rakjat Belanda jang memerintah disini pasti
mendjauhkan dirinja dari dirikoe, karena koehina. Jang demikian itu
tak koesoekai dan memang tidak boleh. Sebab djika akoe seorang
Belanda akoe tidak akan melukai perasaan rakjat Indonesia.
Lagipoela aku akan dianggap kurangadjar terhadap Sri Ratu jang kita
hormati. Perbuatankoe itoe pasti tidak dapat diampoeni, sebab akoe
hanja seorang pendoedoek bawahannja jang seharoesnja selaloe setia
kepadanja. Itoelah sebabnja maka akoe tidak protes. Sebaliknja akoe
akan ikoet dalam perajaan itu. Djika nanti dilakoekan poengoetan
derma, akoe tentoe akan ikoet memberinja, walaoepoen oleh karenanja
akoe haroes mengoerangi belandja roemah tanggakoe hingga separonja.
Adalah kewadjibankoe sebagai pendoedoek tanah djadjahan Belanda
oentoek memperingati sepenuhnja hari kemerdekaan negeri Belanda,
negeri jang kita pertoean. Akan koeminta kepada semoea teman-
temankoe sebangsa dan sesame pendoedoek tanah djadjahan keradjaan
Belanda oentoek ikut merajakannja, karena walaupun perajaan itoe
semata-mata kepentingan Belanda, ada djuga disitoe kesempatan bagi
kita oentoek menjatakan isi hati dan setia kita kepada negeri Belanda.
Dengan demikian kita akan mengadakan demonstrasi kesetiaan.
Alangkah besarnya kegembiraankoe. Sjukurlah, bahwa akoe boekan
17
seorang Belanda……” .
Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya 123