Page 136 - PEMIKIRAN INDONESIA MODERN 2015
P. 136
Sejarah Pemikiran Indonesia Modern
dan bukan cita-cita barat, seluruh bumi ini adalah kuil
kemerdekaan.
20
Indische Veereniging, resmi menjadi sebuah organisasi politik yang
radikal pada bulan Januari 1925. Dalam rapat yang diselenggarakan
pada 3 Pebruari 1925, nama baru Perhimpuan Indonesia resmi dipakai.
Penggunaan nama “Indonesia” adalah suatu identifikasi terhadap watak
nasional organisasi yang semakin ditingkatkan dalam perjuangan. Istilah
“Indonesia” untuk mengganti “Hindia Belanda” semakin didengungkan
oleh Perhimpunan Indonesia dalam setiap kesempatan, seperti pada
pertemuan-pertemuan internasional. Mereka menggunakan topi “filt”
yang sudah digunting ujungnya sebagai peci yang menunjukkan ciri
nasional Indonesia. Dalam perjumpaan dengan para mahasiswa dari
Asia ataupun Afrika, para mahasiswa Indonesia berusaha menjelaskan
tentang adanya suatu kepulauan yang terletak di antara Benua Asia
dengan Australia, antara Samudera Hindia dengan Samudera Pasifik
yang masih dijajah Belanda. Inilah Indonesia yang sedang
21
memperjuangkan kemerdekaannya dari kolonialisme Belanda.
Para pemimpin Perhimpunan Indonesia mengembangkan suatu
ideologi nasionalis yang baru yang khas Indonesia bebas dari batasan
Islam atau komunisme yang bisa memecah bangsa Indonesia. Ada
empat pikiran pokok dalam ideologi yang dikembangkan Perhimpunan
Indonesia yang menjadi dasar dari arus utama gerakan nasionalis.
Dengan memperhatikan masalah sosial ekonomi, ideologi itu
menempatkan kemerdekaan sebagai tujuan politik yang utama. Untuk
mewujudkan kesatuan nasional, perlu mengesampingkan perbedaan
yang bersifat kedaerahan serta membentuk front kesatuan melawan
Belanda. Kedua solidaritas, menghindarkan perbedaan antar orang
Indonesia sendiri. Ketiga non kooperasi, yaitu perlunya menyadari
bahwa kemerdekaan tidak dapat diberikan secara cuma-cuma oleh
Belanda tapi harus direbut oleh bangsa Indonesia sendiri. Keempat
adalah swadaya yaitu menolong diri sendiri dengan mengandalkan
kekuatan dan kemampuan sendiri.
22
Selanjutnya, pada 1926 Mohammad Hatta yang menjabat
sebagai bendahara di organisasi, dikenal sebagai sosok yang teliti, giat,
tekun, dan memiliki rasa tanggung jawab yang besar, terpilih sebagai
ketua baru PI dengan suara bulat untuk menggantikan Soekiman
23
Wirjosandjojo yang telah lulus dan akan kembali ke tanah air . Di
bawah kepemimpinan Mohammad Hatta, PI berkembang menjadi suatu
organisasi politik yang mempengaruhi jalannya politik rakyat di Hindia
128 Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya