Page 137 - PEMIKIRAN INDONESIA MODERN 2015
P. 137

Sejarah Pemikiran Indonesia Modern




                Belanda  dan  mendapat  pengakuan  dari  PPPKI  (Permufakatan
                Perhimpunan  Politik  Kebangsaan  Indonesia)  bahwa  PI  adalah  voorpost
                                                            24
                (pos  depan)  dari  gerakan  nasional  di  Eropa.   Perhatian  PI  terhadap
                perkembangan  pergerakan  nasional  di  Hindia  Belanda  ditunjukkan
                dengan memberikan ulasan, saran, dan kritik yang disampaikan melalui
                tulisan-tulisan di berbagai koran dan majalah yang terbit di tanah air.
                Pada  saat  pidato  terpilihnya  sebagai  ketua  PI,    Mohammad  Hatta
                menjelaskan bahwa:

                      “…penjajahan merupakan cermin dari sifat serakah pihak Barat untuk
                      menguasai  negeri  lain  dan  memanfaatkan  hasil  negeri  jajahan  untuk
                      mendatangkan hasil sangat besar bagi Belanda. Oleh karena itu, Hatta
                      mendorong  bangsa  Hindia,  terutama  kalangan  PI  untuk  meningkatkan
                      kemampuan  berekonomi,  di  samping  menyadari  soal  kedudukan
                      penjajahan. Ia pun melihat PI sebagai organisasi yang non kooperatif, di
                      samping  percaya  pada  diri  sendiri  dan  membina  persatuan.  Ia
                      menganjurkan  untuk  bersikap  tegas  dan  kuat  sebagai  modal  untuk
                      menghidupkan organisasi PI. Selain itu, ia melihat kemerdekaan bukan
                      sebagai kemegahan, tetapi untuk kemanusiaan dan peradaban. Hatta pun
                      mengemukakan  pula  kemungkinan  pecahnya  perang  Pasifik  dapat
                      menginspirasi  bangsa  Hindia  untuk  merdeka.  Gagasan-gagasan  Hatta
                      inipun disebarkan bebas di Belanda, namun diberangus di tanah air”.

                        Untuk  mencegah  menyebarnya  ideologi  dan  perjuangan
                Perhimpunan  Indonesia,  majalah  PI,  yang  bernama  “Indonesia
                Merdeka”  dilaporkan  banyak  yang  tidak  sampai  ke  alamat  di  Hindia
                Belanda  karena  disita  oleh  pihak  kepolisian  dalam  penggeledahan
                terhadap  orang-orang  pergerakan  yang  dicurigai.  Untuk  itu  majalah
                                                                    25
                dikirim ke Hindia Belanda melalui jalur penyelundupan .
                        Sementara itu, PI meneruskan propaganda ke luar negeri dalam
                bidang  politik.  Anggota-anggotanya  tersebar  ke  luar  Belanda,  seperti
                Arnold    Mononutu      dijadikan   wakil   PI    di   Paris   untuk
                mempropagandakan cita-cita kemerdekaan Indonesia.  Penyebaran cita-
                cita  kemerdekaan  juga  dilakukan  setiap  anggota  PI  di  saat  saat  libur
                musim  panas,  musim  dingin  di  luar  Belanda.  Seperti  yang  dilakukan
                Muhammad Nazif, Iwa Koesoema Soemantri, Gatot Taroenamihardja,
                Aboetari,  Soepomo,  Sastromoeljono,  Soediono,  Boentaran,  Boedhjarto
                Martoatmodjo,  Darmawan  Mangoenkoesoemo,  Mohammad  Ichsan,
                Djoenaedi, Dahlan Abdullah, Bahder Djohan, Mohammad Hatta, Samsi
                Sastrowidagdo, dan lain-lain.
                                            26



                                              Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya   129
   132   133   134   135   136   137   138   139   140   141   142