Page 139 - PEMIKIRAN INDONESIA MODERN 2015
P. 139

Sejarah Pemikiran Indonesia Modern




                        Propaganda PI yang semakin gencar mengakibatkan pemerintah
                Belanda  mengadakan  penggeledahan  di  beberapa  rumah  kediaman
                pengurus PI pada 1927. Setelah  penggledahan pada 26 September 1927
                Pemerintah  Belanda  menangkap  empat  anggota  pengurus  PI,  yakni
                Mohammad Hatta, Abdoel Kadir Djojoningrat, Ali Sastroamidjojo, dan
                Natsir  Datuk  Pamuntjak  yang  kemudian  dimasukkan  ke  penjara  di
                Rotterdam.  Penangkapan  ini  menimbulkan  protes,  terutama  di
                Indonesia sendiri, di antaranya PNI (Partai Nasional Indonesia) secara
                khusus  mengadakan  rapat  di  Bandung  untuk  memprotes  penangkapan
                        28
                tersebut .
                        Mohammad Hatta dan kawan-kawannya diadili pada tanggal 8
                Maret  1928.  Mereka  mendapat  hak  pembelaan  dari  tiga  orang  ahli
                hukum  Belanda.  Jaksa  menuntut  agar  mereka  dijatuhi  hukuman  tiga
                tahun  penjara.  Dalam  sidang  pertama  hakim  belum  memberikan
                putusannya, namun Hatta dan kawan-kawan sudah boleh meninggalkan
                penjara. Dalam sidang kedua yang diadakan pada 22 Maret 1928, Hatta
                membacakan  pembelaannya,  berjudul  “Indonesia  Vrij”  (Indonesia
                Merdeka)  yang  diterbitkan  dalam  bentuk  buku  kecil.  Ia  mempelajari
                tentang  Hukum  Konstitusional  sewaktu  di  penjara  untuk  membuat
                pembelaannya. Pembelaannya dibaca dalam waktu tiga jam, yang isinya
                menguraikan nasib bangsa Indonesia yang diakibatkan oleh penjajahan
                Belanda. Adapun, sebagian kutipan dari permulaan dan akhir pembelaan
                Hatta yang disalin dalam bahasa Indonesia, sebagai berikut:

                       ...tatkala  dalam  tahun  1924  redaksi  Indonesia  Merdeka  menulis  kata
                       pendahuluan  untuk  tahun  baru,  kata-kata  berikut  yang  keluar  dari
                       penanya:  “Indonesia  Merdeka”  menjadi  suara  mahasiswa  muda
                       Indonesia,  suara  yang  barangkali  belum  diperhatikan  oleh  yang
                       berkuasa, tetapi suatu kali akan didengarnya. Tidak dengan tidak ada
                       kesalahan  suara  itu  diabaikan  saja,  sebab  di  belakang  suara  itu  ada
                       kemauan  yang  tegas  untuk  terus  mencapai  hak-hak  yang  cepat  atau
                       lambat akan menegakkan dalam dunia ini suatu Indonesia Merdeka….

                Kutipan dari pada akhir pembelaan Hatta selanjutnya:
                       …cepat atau lambat pada suatu ketika bangsa yang terjajah mengambil
                       kembali kemerdekaannya, itu adalah suatu hukum besi sejarah dunia.
                       Cuma  suasana  dan  keadaan  betapa  gerakan  kemerdekaan  itu  terjadi,
                       ikut ditentukan oleh mereka yang berkuasa. Sebagian besar tergantung
                       pada  mereka,  apakah  lahirnya  kemerdekaan  itu  sejalan  dengan
                       penumpahan  darah  dan  air  mata  atau  berjalan  dengan  proses
                       perdamaian.



                                              Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya   131
   134   135   136   137   138   139   140   141   142   143   144