Page 86 - PEMIKIRAN INDONESIA MODERN 2015
P. 86
Sejarah Pemikiran Indonesia Modern
dengan JSB. Namun, cita-cita ini tidak mudah diwujudkan, karena rasa
27
kesukuan atau kedaerahan tidak begitu mudah dihilangkan .
2.4. Solidaritas Keagamaan: Jong Islamiten Bond
Berkembangnya organisasi-organisasi Kaum Pelajar atau pemuda
yang terbagi dalam wadah dan perasaan kedaerahan tidak terlepas
munculnya masalah, terutama renggangnya organisasi satu dan yang
lainnya. Muncul pemikiran sebagian para pemuda pelajar yang
menyadari perlu hilangnya sifat kedaerahan, diantaranya Kasman
Singodimedjo yang berkeyakinan bahwa kemelut perpecahan antar
organisasi pelajar itu dapat diperbaiki melalui agama Islam yang
merupakan sebagian besar agama kaum bumiputra. Menurutnya, bahwa
organisasi-organisasi, seperti Jong Java harus berani memelopori
menggunakan Agama Islam sebagai dasar untuk selanjutnya disuguhkan
kepada semua organisasi “Jong” yang lain-lain. Dengan demikian,
menurut pemikiran sebagian para pemuda saat itu bahwa persatuan
organisasi-organisasi tersebut akan terwujud dengan cara tersebut.
Meskipun, sejak lama sudah berdiri organisasi-organisasi Islam, seperti
Muhammadiyah, Al- Irsyad, dan Persatuan Islam. Organisasi-organisasi
ini tidak saja mengajarkan agama Islam, melainkan juga menjalankan
dakwah. Namun, usaha mereka belum meliputi Kaum Pelajar. Salah
satu kendala adalah soal bahasa, karena Kaum Pelajar hanya mungkin
dijangkau dengan Bahasa Belanda. Siaran-siaran atau penerbitan
organisasi itu dalam bahasa Melayu atau daerah, tidak menjangkau
28
golongan pemuda pelajar yang sebagian besar beragama Islam .
Dalam suatu Kongres Jong Java ke-VII di Yogyakarta pada 1924,
Samsuridjal, seorang pemuda asal Karanganyar, Jawa Tengah dan juga
pelajar Recht Hoge School yang menjabat ketua umum Jong Java
meyampaikan pemikiran mendalam tentang tugas yang hendak ia
kerjakan dalam masyarakat bagi kepentingan bangsa. Samsuridjal
memiliki gagasan yang waktu itu belum banyak dimengerti, bahwa
sebagian besar bangsa Indonesia beragama Islam. Terlepas dari agama
yang dianut oleh seorang pemimpin, ia patut mengetahui dan
memahami agama rakyat yang dipimpin. Agama rakyat sebagaimana
adanya, tidak dengan macam-macam salah pengertian sebagai akibat
29
pendidikan Barat .
Samsuridjal mengajukan usul sederhana dalam kongres tersebut,
agar di kalangan Jong Java dibuka kesempatan mempelajari agama
Islam. Terhadap gagasan Samsuridjal ini, Mohammad Roem
menyampaikan pandangannya:
78 Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya