Page 60 - Majalah Peradilan Agama Edisi XI
P. 60

OPINI


               Undang-undang  Nomor  3  Tahun
            2006    tentang   Perubahan   atas
            Undang-undang  Nomor  7  Tahun
            1989  tentang  Peradilan  Agama
            menegaskan  kembali  kewenangan
            Peradilan  Agama  dalam  mengadili
            perkara sengketa wakaf sebagaimana
            disebutkan  dalam  Pasal  49  undang-
            undang  tersebut  yang  berbunyi
            “Pengadilan  Agama  bertugas  dan
            berwenang  memeriksa,  memutus,
            dan  menyelesaikan  perkara-perkara
            di  tingkat  pertama  antara  orang-
            orang yang beragama Islam di bidang
            :  a)  perkawinan,  b)  waris,  c)  wasiat,
            d) hibah, e) wakaf, f) zakat, g) infaq,
            h) shadaqah, dan i) ekonomi syariah.”   banding   adalah   kewenangan   Agama, dilakukan menurut ketentuan
            Dengan  demikian  sengketa  jenis  apa   memeriksa  ulang  kembali  suatu   yang  berlaku.  Kemudian  Pasal  229
            pun yang berkaitan dengan wakaf jika   perkara   yang   telah   diputus   Kompilasi Hukum Islam menegaskan
            tidak  ditemukan  titik  kesepakatan   oleh  Pengadilan  Agama  sebagai   bahwa “Hakim dalam menyelesaikan
            dari  melalui  tiga  jalan  sebelumnya   Pengadilan   tingkat   pertama.   perkara-perkara   yang   diajukan
            yang  telah  diatur  oleh  undang-  Penetapan   atau   putusan   yang   kepadanya  wajib  memperhatikan
            undang, maka dapat diselesaikan oleh   dijatuhkan  oleh  Pengadilan  Agama,   dengan  sungguh-sungguh  nilai-nilai
            Peradilan Agama.                   diteliti  dan  diperiksa  kembali  oleh   hukum yang hidup dalam masyarakat,
               Permasalahan yang cukup krusial   Pengadilan  Tinggi  Agama  mulai  dari   sehingga  putusannya  sesuai  dengan
            dalam  penyelesaian  sengkerta  wakaf   awal  pemeriksaan  sampai  putusan   rasa keadilan”.
            terdapat  pada  Putusan  Mahkamah   dijatuhkan, keadaan itu dapat dilihat   Kompilasi  Hukum  Islam  tidak
            Agung  yang  memeriksa  perkara    dari  putusan  Mahkamah  Agung     mengatur  masalah  ketentuan  pidana
            di  tingkat  kasasi  perkara  Nomor:   tanggal  9  Oktober  1975,  No.951   dalam  perwakafan,  namun  demikian
            567  K/AG/2011.  Dijelaskan  dalam   K/Sip/1973   yang   menegaskan:   bukan   karena   kompilasi   tidak
            pokok  perkaranya  bahwa  Tergugat   ”…seharusnya   hakim   banding   setuju  adanya  ketentuan  ini,  akan
            mengajukan  banding  ke  Pengadilan   mengulang   memeriksa   kembali   tetapi  lebih  karena  posisi  kompilasi
            Tinggi  Agama  Samarinda,  sebagai   perkara   dalam   keseluruhannya”   adalah  merupakan  pedoman  dalam
            upaya  hukum  pertama  terhadap    Atau seperti yang dijelaskan putusan   perwakafan.  Oleh  karena  itu  apabila
            penetapan  atau  putusan  Pengadilan   Mahkamah   Agung   tanggal   30   terjadi  pelanggaran  pidana  dalam
            Agama  sebagai  Pengadilan  tingkat   November 1976 No. 194 K/Sip/1975.   perwakafan,  maka  penyelesaiannya
            pertama adalah upaya banding. Yang   Putusan   ini   menegaskan”Dalam   dapat  didasarkan  pada  ketentuan
            dimaksud  dengan  upaya  banding   Peradilan banding Pengadilan Tinggi   pidana  Pasal  67  dan  penjelasannya
            adalah permintaan atau permohonan   harus  memeriksa  atau  mengadili   Undang-Undang  Nomor  41  Tahun
            yang  diajukan  oleh  salah  satu  atau   perkara   dalam   keseluruhannya,   2004, yaitu:
            oleh   pihak-pihak   yang   terlibat   termasuk bagianbagian konvensi dan   (1) Setiap   orang   yang   dengan
            dalam  perkara,  agar  putusan  yang   rekonvensi  yang  telah  diputus  oleh   sengaja   menjaminkan,
            dijatuhkan  oleh  Pengadilan  Agama   Pengadilan Negeri” . 9             menghibahkan,         menjual,
            ”diperiksa  ulang”  kembali  dalam                                       mewariskan,       mengalihkan
            pemeriksaan  tingkat  banding  oleh   Prosedur dan Tata Cara             dalam  bentuk  pengalihan  hak
            Pengadilan Tinggi Agama.  8        Penyelesaian Sengketa Wakaf    10     lainnya  harta  benda  wakaf  yang
               Kewenangan  Pengadilan  Tinggi     Mengenai  teknis  dan  tata  cara   telah  diwaka kan  sebagaimana
            Agama  mengadili  perkara  tingkat   pengajuan  gugatan  ke  Pengadilan   dimaksud  dalam  Pasal  40  atau
                                                                                     tanpa  izin  menukar  harta  benda
               8     Analisis  Yuridis  Putusan  Mahkamah   9    Ibid                wakaf  yang  telah  diwaka kan
            Agung  Nomor  567/K/Ag/2011  Oleh  Muhammad   10   Upi Komariah, 2014, Penyelesaian Sengketa   sebagaimana  dimaksud  dalam
            Abduh, diakses pada tanggal 23 Maret 2017, https://  Wakaf  di  Pengadilan  Agama,  Jurnal Hukum dan
            hukumekonomisyariahuinsgd.wordpress.com  Peradilan, Volume 3, Nomor 2, h. 124-125


            58     MAJALAH PERADILAN AGAMA  Edisi 11 | April 2017
   55   56   57   58   59   60   61   62   63   64   65