Page 423 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 423
JILID 15
Hebatnya, makin dipenuhi dorongan nafsu, makin hebatlah, seperti nyala api,
makin dibiarkan makin membesar dan takkan padam sebelum habis bahan
bakarnya! Hanyalah manusia yang selalu sadar akan keadaan dirinya, akan
gerakgerik dirinya lahir maupun batin, takkan kehilangan kewaspadaan dan
kebijaksanaan, takkan dapat dicengkeram oleh nafsu dalam bentuk apa pun. Hal
ini bukan berarti bahwa manusia bijaksana menolak nikmat hidup yang
didatangkan oleh gairah nafsu, sama sekali tidak. Bahkan hanya manusia sadar
sajalah yang bebar-bebar akan dapat menikmati hidup karena baginya nafsu
kesenangan hanyalah pelengkap hidup, bukan hal yang mutlak dan tidak dikejar-
kejarnya. Dialah orang menguasai nafsu, bukan nafsu yang menguasai dia.
Menguasai nafsu dengan kewaspadaan dan memngenal akan keadaan diri sendiri
seperti apa adanya, lahir maupun batinnya, bukan menguasai nafsu dengan cara
pengekangan dan penyiksaan diri. Dengan cara pengamatan yang sewajarnya,
penuh kesadaran, pengamatan terhadap nafsu dan gerak-geriknya, tanpa celaan
tanpa pujian, maka nafsu akan kehilangan kekuasaannya sendiri terhadap diri
pribadi. Sebaliknya, menggunakan kemauan untuk menekan dan mengekang
nafsu, tidak akan ada gunanya, karena, boleh jadi nafsu akan dapat dibendung
pada saat itu, manun sewaktuwaktu nafsu yang masih menguasai diri itu meluap.
Bagaikan api dalam sekam, sewaktu-waktu akan dapat menyala lagi, demikianlah
kalau orang menguasai nafsu dengan pengekangan yang berarti menguasainya
dengan kekerasan.
Dengan pengamatan waspada, nafsu yang seperti api itu akan padam dengan
sendirinya. Namun dengan pengekangan, api itu hanya membara dan tidak
tampak untuk sewaktuwaktu bernyala lagi, karena YANG MENGEKANG
422