Page 430 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 430
mungkin terseret atau ternoda, seperti emas murni atau bunga teratai, biar berada
di lumpur akan tetapi tetap bersih! Sebaliknya, orang yang tidak mau mengamati
dirinya sendiri setiap saat, akan mudah lupa karena "akunya"menonjol dan Si
Aku ini memang selalu ingin menang sendiri, ingin enak dan senang sendiri,
sehingga untuk memenuhi segala keinginannya itu, diri terseret dan mudah
terjeblos ke dalam jurang penuh dengan ular-ular berbisa bernama iri, dendam,
benci, sombong, duka, dan lainlain yang kesemuanya berakhir dengan
kesengsaraan. Pasukan yang kuat dipimpin seorang perwira tinggi membawa
perintah penangkapan dari Kaisar sendiri, tiba di Bu-tong-san.
Namun mereka terlambat. The Kwat Lin, Ketua Bu-tong-pai yang baru dan
hendak ditangkap itu, telah melarikan diri bersama anak buah yang setia
kepadanya.
Hal ini tidaklah mengherankan. Sebelum Swi Liang membuka rahasia
pemberontakannya, The Kwat Lin
telah lebih dulu mendengar bahwa muridnya telah gagal
dan ditangkap. Dia merasa kecewa sekali, akan
tetapi dia juga maklum akan bahaya yang mengancam dirinya. Kalau sampai
pasukan pemerintah.menyerang Butong-pai, tentu saja dia tidak mungkin dapat
melawan pasukan yang besar itu. Maka diam-diam dia lalu lolos dari Bu-tong-
san, bersama anak buahnya yang
setia dia lalu melarikan diri ke Rawa Bangkai yang menjadi markas ke dua dari
komplotan ini. Seperti di ketahui, Kiam-mo Cai-li Liok Si yang menjadi datuk
kaum sesat itu telah ditaklukannya dan telah menjadi sekutunya, dan tempat
tinggal datuk wanita ini, Rawa Bangkai, di kaki Pengunungan Luliang-san,
menjadi markas ke dua. Ketika menghadapi bahaya penangkapan dari kota raja,
tentu saja Kwat Lin lalu melarikan diri ke tempat yang merupakan daerah
berbahaya dan rahasia itu.
429