Page 434 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 434

kadang-kadang tidak nampak airnya. Bahkan seolah-olah tertutup oleh lapisan

               tanah tipis dan inilah yang berbahaya sekali. Manusia maupun binatang yang

               berani mendekati rawa dan salah injak, mengira bahwa tanah berumput itu keras,

               akan  terperosok  ke  dalam  air  berlumpur  yang  mempunyai  daya  penyedot

               sehingga sekali kaki terbenam, disedot ke bawah dan sukar ditarik ke atas lagi.

               Air  berlumpur  itu  dalam  sekali  dan  karena  amat  lembek,  maka  seolah-olah

               menyedot  kaki,  padahal  kaki  orang  atau  binatang  itu  tenggelam  terus  secara

               perlahan-lahan  dan  lupur  itu  memang  mempunyai  daya  lekat  sehingga  kaki

               seolah-olah  disedot  dan  ditahan,  sukar  untuk  ditarik  kembali  ke  atas.  Selain

               bahaya yang merupakan perangkap-perangkap maut dari alam ini, juga di situ

               terdapat  banyak  ular  dan  binatang  berbisa  lain  yang  bersembunyi  di  antara

               rumput-rumput dan tetumbuhan lain.


               Jauh dari rawa, tampak ditengah-tengah rawa itu sebuah pulau dan di situ terdapat

               bangunan-bangunan yang tampak dari jauh. Namun, tidak ada orang dari luar

               rawa yang berani mencoba untuk mendekati pulau ini, karena selain jalan menuju

               ke situ harus menyeberangi rawa maut itu, juga telah terkenal bahwa bangunan-

               bangunan itu adalah sarang dari iblis betina yang ditakuti semua orang, yaitu

               Kiam-mo cai-li. Karena seringkali terdapat bangkai-bangkai binatang-binatang

               yang terperosok ke dalam perangkap alam sekitar rawa, juga bahkan kadang-

               kadang tampak mayat mausia-manusia yang sampai membusuk dimakan lumpur,

               maka terkenallah rawa itu dengan sebutan Rawa Bangkai! Karena Kiam-mo-Cai-

               li  yang  cerdik  itu  melarang  para  anak  buahnya  untuk  mengganggu  rakyat  di

               sekitar  tempat  itu,  maka  tidak  akan  ada  alasan  bagi  alat  pemerintah  untuk

               memusuhinya,  pula  pembesar  setempat  merasa  ngeri  untuk  menentang  iblis

               betina itu. Dengan demikian, datuk kaum sesat ini hidup aman dan teteram di

               kaki  Pegunungan  Lu-liang-san  itu,  tempat  ini  menjadi  tempat  pesembunyian

               yang baik sekali bagi The Kwat Lin dan anak buahnya.








                                                           433
   429   430   431   432   433   434   435   436   437   438   439