Page 459 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 459
selama hidupnya sampai hari akhir. Dia sudah merasa bosan dengan urusan dunia
yang hanya mendatangkan kesengsaraan batin belaka. Mulailah Liu Bwee,
wanita cantik yang usianya kurang lebih tiga puluh lima tahun dan masih
kelihatan muda sekali itu mengasingkan diri dan bertapa di pulau kosong sampai
hampir enam bulan lamanya. Dia sudah menemukan ketentraman batin,
melupakan segala urusan duniawi. Namun ada saja sebabnya kalau memang
belum jodohnya menjadi pertapa. Pada suatu hari, badai yang amat hebat
mengamuk. Badai inilah yang membasahi Pulau Es dan badai ini mengamuk juga
di pulau kosong di mana Liu Bwee bertapa itu. Hebat bukan main dan biarpun
Liu Bwee tadinya sudah bersembunyi di dalam goa, dia diterjang air laut yang
naik ke atas pulau.
Berkat ketangkasan dan kepandaiannya, Liu Bwee berhasil menyambar ujung
ranting pohon ketika tubuhnya diseret oleh harus ombak laut yang amat kuat dan
dia berhasil naik ke puncak pohon kecil yang menyelamatkanya. Akan tetapi, air
bergelombang dari arah laut dan dia harus berpegang kepada batang pohon itu
kuat-kuat setiap kali air menghantamnya dengan kekuatan yang amat dahsyat.
Dan hal ini berlangsung berjam-jam. Betapapun kuatnya Liu Bwee, dia hanya
seorang manusia, maka makin lama makin lemaslah tubuhnya karena dia harus
berjuang melawan air laut yang dahsyat itu. Setiap kali ombak datang bergulung,
hampir menenggelamkan pohon itu dan selain dia harus berpengang kuat-kuat
mengerahkan sinkangnya agar jangan sampai terseret oleh air, juga dia harus
menahan napas karena iar menghantam seluruh tubuh dan mukanya.
"Celaka...." pikirnya ketika untuk kesekian puluh kalinya dia berhasil
mempertahankan dirinya dari serangan air laut. "Kalau terus begini, aku tidak
akan kuat lagi bertahan...." Liu Bwee melihat ke kanan kiri.
Banyak pohon yang sudah tumbang dan dia merasa ngeri. Kalau pohon di mana
dia berlindung ini.tumbang, dia tentu
458