Page 462 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 462
terguling dari atas batang pohon yang besar itu, jatuh ke
bawah yang masih direndam air laut yang masih berguncang. "Ahhhh....!" Dia
berkata lalu mengangkat
muka memandang. Seorang laki-laki, usianya tentu
sudah empat puluh tahun lebih duduk di atas dahan di depannya. Laki-laki itu
berwajah gagah sekali, alisnya tebal matanya lebar dan air mukanya yang penuh
goresan tanda penderitaan batin itu kelihatan
matang dan penuh ketulusan hati, tubuhnya tegap dan
pakaiannya bersih dan rapi, di punggungnya tampak
sebatang pedang. Laki-laki itu memandang kepadanya
dengan air muka membayangkan keheranan, maka.tentu lakilaki ini yang tadi
berkali-kali menyerukan kata-kata"aneh" dan tentu laki-laki ini pula yang telah
menolongnya karena di dalam pohon itu tidak ada orang
lain kecuali mereka berdua. "Engkaulah yang menyelamatkan nyawaku tadi?
Aku harus menghaturkan banyak terima kasih atas budi pertolonganmu." Liu
Bwee berkata sambil memandang wajah yang gagah dan sederhana itu. Laki-laki
itu mengelus jenggot yang hitam panjang, menatap wajah Liu Bwee kemudian
berkata, "Harap jangan berkata demikian.
Dalam keadaan dunia seolah-olah kiamat ini, alam mengamuk dahsyat tak
terlawan oleh tenaga manusia manapun, sudah sepatutnya kalau di antara
manusia saling bantu-membantu. Hemmm... sungguh aneh sekali....!"
"In-kong (Tuan Penolong), mengapa berkali-kali mengatakan aneh?" tanya Liu
Bwee. Orang itu tidak tertawa, hanya mengelus jenggotnya dan menatap wajah
Liu Bwee tanpa sungkan-sungkan, seolah-olah dia sedang memandang benda
yang aneh dan belum pernah dilihatnya. "Siapa kira di pulau kosong ini, di mana
laki-laki pun sukar untuk hidup, terdapat seorang wanita yang masih muda dan
461