Page 465 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 465

"Puteriku Han Swat Hong, menjadi marah dan lari minggat dari Pulau Es hendak

               mewakili aku menerima hukuman buang di Pulau Neraka. Aku mengejarnya,

               akan tetapi tidak berhasil, bahkan aku tersesat ke pulau ini dan karena merasa

               putus  harapan,  aku  lalu  bertapa  di  sini  sampai  enam  bulan  lamanya.  Hari  ini

               semestinya  penderitaanku  berakhir,  akan  tetapi  agaknya  Thian  masih  hendak

               memperpanjang  hukumanku  makan  aku  dapat  kauselamatkan...."  Tak

               tertahankan  lagi,  Liu  Bwee  menutupi  mukanya  dan  menahan  tangisnya,  akan

               tetapi tetap saja dia terisak-isak. "Krekkk! Krekkk!" ranting kayu di depan laki-

               laki itu telah hancur berkeping-keping karena diremasnya di tangan kanannya.

               "Kejam! Jahat sekali! Orang yang merasa dirinya bersih adalah sekotor-kotornya

               orang! Seperti Han Ti Ong dan semua raja di Pulau Es! Menghukumi orang-orang

               dan membuang mereka ke Pulau Neraka, hidup di neraka yang amat sengsara.

               Akan tetapi mereka sendiri, Si penghukum itu, melakukan kekejian dan kejahatan

               bertumpuk-tumpuk dan merasa dirinya benar! Betapa menjemukan! Aku akan

               mempertaruhkan nyawa untuk menentang kejahatan dan kepalsuan macam ini!"


               Liu Bwee mengangkat mukanya memandang. Kedua pipinya masih basah oleh

               air  matanya.  "In-kong,  engkau  siapakah  dan  mengapa  seolah-olah  menaruh

               permusuhan dengan Pulau Es?" "Aku bernama Ouw Sian Kok, aku putera tunggal

               dari ketua di Pulau Neraka." "Ohhh....!!" Kini giliran Liu Bwee yang menjadi

               kaget setengah mati karena tidak mengira bahwa penolongnya ternyata adalah

               musuh besar Pulau Es!


               "Harap Paduka jangan khawatir...."

               "In-kong, jangan kau menyebutku Paduka. Aku bukanlah seorang permaisuri lagi

               melainkan seorang buangan seperti engkau pula, kau tahu bahwa namaku Liu

               Bwee,  orang  biasa  anak  nelayan,  hanya  bekas  ratu  sekarang  menjadi  orang

               buangan."


               "Hem, baiklah Liu-toanio. Dan akupun tidak suka disebut Inkong, aku lebih tua

               dari padamu, sebut saja aku Twako.



                                                           464
   460   461   462   463   464   465   466   467   468   469   470