Page 472 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 472

cara  mengukir  batu  itu  dengan  jari  tangannya!  "Sin  Liong  dan  Swat  Hong,

               maafkan aku. Thian telah menghukum aku dan membasmi Pulau Es. Pergilah

               kalian mencari wanita jahat itu, rampas kembali semua pusaka. Dan Bu Ong

               bukanlah puteraku, dia keturunan Kai-ong." "Ohhh....!!" Liu Bwee memejamkan

               matanya, kepalanya seperti dipukuli orang dan pandang matanya berkunang. Dia

               cepat menekankan kedua tangannya pada dinding agar jangan roboh, tidak tahu

               bahwa Sian Kok sudah meloncat ke dekatnya dan siap menolongnya. Pria ini

               membaca  ukiran  huruf  di  dinding  itu  dan  menggeleng-geleng  kepalanya.  Dia

               kagum sekali. Raja Pulau Es benar-benar hebat, dalam saat terakhir melawan

               badai  masih  sempat  menuliskan  huruf  secara  itu.  "Jelas  bahwa  badai  telah

               membasmi semua isi pulau ini, Toanio," katanya hati-hati. Liu Bwee tersadar.

               Membuka mata dan kebetulan sekali tangannya meraba bekas cengkeraman jari

               tangan  suaminya  pada  dinding  batu.  Melihat  itu,  tak  tertahankan  lagi  dia

               sesenggukan. Dia pun dapat membayangkan apa yang terjadi.


               "Duhai  suamiku....  betapa  kau  menderita  hebat...."  bisiknya  diantara  isak

               tangisnya.

               Sian  Kok  memandang  bekas  cengkeraman  jari  tangan  itu  dan  dia  pun  dapat


               membayangkan Han Ti Ong

                berusaha      menahan       dirinya        dari  seretan        air    dengan


               mencengkeram batu dinding. namun, kekuatan badai

               yang amat dahsyat itu akhirnya menang dan tentu Raja itu


               diseret dan ditelan gelombang membadai, lenyap dalam perut lautan. Liu Bwee

               menjatuhkan dirinya berlutut

               sambil menangis. Kembali tangannya meraba huruf-huruf di bawah. Agaknya


               huruf-huruf dibuat orang

               sambil berlutut pula dan di dinding bawah ini


                juga  terdapat       bekas cengkeraman            jari  tangan.        Setelah



                                                           471
   467   468   469   470   471   472   473   474   475   476   477