Page 476 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 476

seorang  wanita  periang  dan  jenaka,  namun  penderitaan  batin  membuat  dia

               menjadi perasa dan halus budi serta lemah. Ouw Sian Kok tidak menjawab, hanya

               menjawab dalam hatinya, "Pandang matamu itu sudah merupakan pembalasan

               yang berlipat ganda bagiku."


               Berangkatlah kedua orang ini meninggalkan Pulau Es. Pelayaran yang amat sulit

               dan sukar, namun biarpun dia bekas permaisuri Raja Pulau Es, Liu Bwee di waktu

               kecil  sudah  kenyang  bermain-main  dengan  perahu  maka  dia  tidaklah  amat

               menderita  bahkan  dapat  membantu  sehingga  perjalanan  dengan  perahu

               mengarungi lautan luas itu berjalan lancar.

                "Ha-ha-ha,  kalian ini      kaki  tangan          An     Lu     Shan  si


               Pemberontak Laknat, apakah tidak mendengar siapa adanya Cap-pwe Eng-hiong

               (Delapan Belas Pendekar) dari Bu-tongpai? kami adalah patriot-patriot sejati, dan

               kalian menghendaki supaya kami  menyerah? sampai titik darah terakhir akan

               kami lawan kalian para pemberontak laknat!"


               Ucapan  ini  keluar  dari  mulut  seorang  laki-laki  berusia  tiga  puluh  lebih  yang

               bertubuh tinggi besar dan bersikap gagah perkasa, mewakili tujuh belas orang

               adik-adik seperguruannya yang kesemuanya bersikap gagah perkasa. Sedikit pun

               delapan  belas  orang  itu  tidak  memperlihatkan  rasa  takut  biarpun  mereka  itu

               dikurung oleh sedikitnya lima puluh orang prajurit yang berpakaian seragam dan

               bersenjata lengkap, bahkan mereka mengejek dan menantang komandan pasukan

               yang tadinya membujuk agar mereka menyerah dan membantu pergerakan An

               Lu Shan.

               Mereka  terdiri  dari  delapan  belas  orang,  kesemuanya  lakilaki  yang  bersikap

               gagah  perkasa,  berpakaian  sederhana  dan  rambut  mereka  digelung  ke  atas.

               Dengan pedang di tangan, mereka siap menghadapi pengeroyokan lima puluh

               lebih pasukan pemberontak An Lu Shan itu.


               Cap-pwe Eng-hiong atau Delapan  Belas Pendekar dari Butong-san ini adalah

               murid-murid dari Kui Tek


                                                           475
   471   472   473   474   475   476   477   478   479   480   481