Page 473 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 473
mengusap matanya agar pandangan matanya tidak tertutup air mata, dia membaca
lagi,
"Bwee-moi, dosaku padamu terlalu besar, maka Thian menghukum aku. Selamat
tinggal.".Membaca ini, Liu Bwee mengeluarkan suara menjerit lalu tergelimpang
dan roboh pingsan. Untung Sian
Kok cepat menyambarnya sehingga kepalanya tidak sampai terbentur dinding
batu. Sian Kok cepat mengangkat tubuh wanita itu dan matanya menyapu tulisan
di bawah itu. Dia menghela napas dan membawa tubuh yang pingsan itu ke dalam
istana dan meletakannya ke dalam sebuah kamar. Ketika memeriksanya, dia
memperoleh kenyataan bahwa nyonya ini menerima pukulan batin yang hebat
sehingga keadaannya gawat.
Dengan tergesa-gesa, Sian Kok meninggalkan Liu Bwee, berlari ke perahunya
dan cepat mendayung perahunya menuju ke sebuah pulau dan memetik beberapa
daun obat yang dikenalnya. Tak lama kemudian dia sudah kembali ke Pulau Es,
memasak obat dan mencekokan obat itu ke dalam mulut Liu Bwee. Kemudian
dia membantu nyonya itu dengan penyaluran sinkangnya sehingga semalam
suntuk dia duduk bersila di dekat Liu Bwee, mengerahkan tenaga agar tubuh
nyonya yang pingsan itu tetap hangat. Pada keesokan harinya, Liu Bwee
mengeluh dan sadar sehingga menggirangkan hati Sian Kok yang lupa akan
keadaan dirinya sendiri yang kehabisan tenaga dan mukanya pucat sekali. Setelah
sadar dan teringat lagi, Liu Bwee menangis sesenggukan, dibiarkan oleh Sian
Kok yang menganggap tangis itu sebagai obat mujarab. Setelah tangiasnya
mereda, Liu Bwee teringat bahwa tahu-tahu dia berada di dalam kamar istana
yang kosong itu. Maklumlah dia bahwa dia pingsan dan dibawa ke tempat ini
oleh Sian Kok. Dia mengangkat muka, menghentikan tangisnya dan memandang.
Dia melihat betapa pria itu pucat mukanya dan kelihatan lelah sekali, maka
sebagai seorang ahli, dia dapat menduga sebabnya. "Berapa lamakah aku pingsan
di sini, Toako?"
472