Page 658 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 658
dia kepada gurunya, Lam-hai Seng-jin yang seperti orang tuanya sendiri. Dia
harus kembali ke Pulau Kura-kura di Lam-hai dan terbayang olehnya betapa
suhunya itu akan terheran mendengar semua pengalamannya dengan keluarga
Pulau Es!
Dengan perasaan yang kosong dan sunyi, ingatan akan gurunya ini merupakan
setitik harapan kegembiraan hidupnya dan berlahan-lahan Kwee Lun
meninggalkan hutan itu untuk kembali kepada gurunya yang sudah amat lama
ditinggalkannya.
Sementara itu, dengan mata masih merah oleh tangisnya, Han Swat Hong
melanjutkan perjalanan seorang diri dengan cepat untuk mengejar Swi Nio dan
Toan KI. Kalau dia dapat menyusul mereka dan minta kembali Pusaka Pulau Es
dia dapat langsung kembali ke Pulau Es dan selanjutnya...... entah, dia sendiri
tidak tahu apakah dia ada niat untuk kembali ke daratan besar. Tidak, dia akan
tinggal di pulau itu, di mana dia terlahir. Biarpun pulau itu sudah kosong, dia
akan tinggal di tempat kelahirannya itu sampai mati! Bercucuran pula air matanya
ketika dia berpikir sampai di situ dan terkenang kepada suhengnya. Kalau saja
ada suhengnya di sisinya, tentu tidak akan begini merana hatinya. Akan tetapi,
betapapun cepat Swat Hong melakukan pengejaran, tetap saja dia tidak berhasil
menyusul Swi Nio dan Toan Ki. Bahkan ketika dia tiba di Puncak Awan Merah,
tempat tinggal Tee-tok Siangkoan Houw, di tempat ini dia hanya disambut oleh
Ang-in Mo-ko Thio Sam, kakek yang menjadi murid kepala Tee-tok itu yang
menceritakan bahwa Tee-tok bersama puterinya telah beberapa pekan pergi turun
gunung dan bahwa selama itu tidak ada tamu, juga tidak ada Bu Swi Nio dan
Liem Toan Ki seperti yang ditanyakan oleh gadis itu.
Swat Hong mengerutkan alisnya. Hatinya mulai bertanyatanya. Celaka, pikirnya,
jangan-jangan dia telah salah memilih orang untuk dipercaya menyelamatkan
Pusaka Pulau Es! Jangan-jangan dua orang muda itu sengaja melarikan
pusakapusaka itu dan bersembunyi! Timbul kecurigaan yang diikuti kemarahan
657