Page 319 - KIRIMAN CATATAN PRAKTIK BUDDHADHARMA DARI LAUTAN SELATAN
P. 319

Bab XXXII — Upacara Pelafalan Doa


            kelahirannya telah diprediksi,  beliau beralih pada Buddhadharma,
                                         251
            mengenakan  jubah  berwarna  dan  mengentaskan  urusan  duniawi.
            Beliau terutama memfokuskan diri untuk memuji dan mengagungkan
            Buddha, mengakui dan menyadari tindakan negatif yang dilakukan
            sebelumnya,  berkeinginan  mengikuti  teladan  Buddha,  menyesali
            bahwa beliau tak dapat bertemu langsung dengan Guru Buddha, tapi
            hanya dapat melihat representasi (Skt./Pali: rupa) beliau. Memenuhi
            prediksi (vyakarana) tersebut, beliau menulis kidung pujian mengenai
            kebajikan  Buddha  dengan  mengerahkan  kemampuan  literaturnya
            yang luar biasa.

                 Pertama-tama,  beliau  menulis  sebuah  kidung  berisi  400  sloka,
            setelah  itu  kidung  berisi  150  sloka.  Umumnya  beliau  membahas
            Enam  Paramita  dan  membabarkan  semua  kualitas  luar  biasa  dari
            Buddha, Bhagavan. Karya-karya yang sangat elok ini seindah bunga
            surgawi,  dan  prinsip-prinsip  agung  yang  terkandung  di  dalamnya
            seluhur  keagungan  puncak  gunung.  Alhasil,  semua  orang  di  India
            yang menulis kidung mengikuti gaya tulisannya dan menganggapnya
            sebagai  Bapak  Literatur.  Bahkan  orang-orang  seperti  Bodhisattva
            Asanga dan Bodhisattva Vasubandhu sangat mengaguminya.


                 Di seluruh India, setiap biksu diajarkan kedua kidung Matriceta
            begitu mereka dapat melafalkan lima dan sepuluh sila.


                 Ini  diadopsi  baik  dalam  tradisi  Mahayana  maupun  Hinayana.
            Ada  enam  alasan  untuk  itu.  Pertama,  kidung-kidung  ini  membuat
            kita tahu mengenai kebajikan Buddha yang luar biasa dan mendalam.
            Kedua, menunjukkan kepada kita bagaimana menulis kidung. Ketiga,
            menyebabkan  kemurnian  bahasa.   Keempat,  dada  mengembang
                                              252
            ketika  melantunkannya.  Kelima,  dengan  melafalkannya,  rasa
            gugup  teratasi  ketika  berada  dalam  Sangha.  Keenam,  melafalkan
            kidung dapat memperpanjang usia dan bebas dari penyakit. Setelah


            251  Secara harfiah: ‘namanya telah diprediksi.’
            252  Secara harfiah: ‘menyebabkan organ ucap atau lidah menjadi murni.’


                                            305
   314   315   316   317   318   319   320   321   322   323   324