Page 343 - KIRIMAN CATATAN PRAKTIK BUDDHADHARMA DARI LAUTAN SELATAN
P. 343
Bab XXXIV — Cara Pembelajaran di India
Rambut banteng ada ribuan, tetapi unicorn hanya bertanduk satu.
317
Upaya atau potensi positif dari mempelajari karya-karya di atas
adalah sama dengan berlanjut pada (tingkatan) ‘Maha Ajaran Klasik’
(Ming Jing).
318
Sutra Vritti adalah karya dari cendekiawan Jayaditya. Beliau
319
adalah seorang yang berkemampuan luar biasa. Kemampuan
literaturnya sangat memukau. Beliau langsung mengerti begitu
mendengar sekali dan tidak perlu diterangkan dua kali. Beliau
mengagungkan Tiga yang Dihormati (yakni Triratna) dan senantiasa
melakukan tindakan bajik. Beliau wafat sekitar 30 tahun lalu (661-
320
317 Maksudnya: ‘hanya sedikit orang yang pandai.’
318 Saya mengikuti apa yang tertera dalam The New Japanese Edition of the
Chinese Buddhist Books in the Bodleian Library, Japanese 65, yakni 上 明 經
(Shang Ming Jing).
319 Jayaditya bersama-sama Vamana menulis Kasika-vritti. Teks Kasika
diterbitkan oleh Pandita Balasastri, Guru Besar ajaran Hindu di Benares
Sanskrit College (1876, 1878). Menurut Balasastri: #1, 2, 5, dan 6 adalah karya
Jayaditya, dan selebihnya adalah karya Vamana. Menurut manuskrip Kasika
yang ditemukan oleh Prof. Bühler di Kashmir (Report), empat yang pertama
adalah karya Jayaditya, dan empat yang terakhir adalah karya Vamana.
Mengenai pembahasan lebih lanjut, lihat ‘India, what can it teach us?’ oleh
Prof. Max Müller; Katyayana dan Patanjali oleh Keilhorn. Bandingkan dengan
Second Report oleh Peterson dan juga oleh Bhandarkar.
320 Bisa ditarik kesimpulan bahwa mestinya Jayaditya wafat antara tahun
661-662 Masehi karena Yi Jing menulis catatan ini antara bulan sebelas,
tahun 691 Masehi dan bulan lima, tahun 692 Masehi. Yi Jing mengirim pulang
catatan beliau lewat Biksu Da Jin pada hari ke-15, bulan lima, tahun ketiga
periode Tianshou, yakni tahun 692 Masehi. Mestinya catatan Yi Jing ditulis
sebelum itu, tetapi pasti setelah (bulan sebelas) tahun 691 Masehi, karena
dalam Bab XXVIII, beliau mengatakan bahwa beliau menghabiskan lebih
dari 20 tahun sejak meninggalkan kampung halamannya (bulan sebelas)
tahun 671 Masehi. Lebih lanjut, menjelang akhir bab ini (Bab XXXIV), Yi Jing
mengatakan bahwa beliau menghabiskan empat tahun di Shili Foshi, setelah
dari India. Pernyataan ini sepenuhnya cocok dengan penanggalan di atas.
Empat tahun sebelum 691-692 Masehi, berarti 688-689 Masehi, di mana kita
ketahui bahwa beliau ada di Shili Foshi pada bulan enam, tahun 689 Masehi.
329