Page 350 - KIRIMAN CATATAN PRAKTIK BUDDHADHARMA DARI LAUTAN SELATAN
P. 350

Kiriman Catatan Praktik Buddhadharma dari Lautan Selatan


            Simhacandra,     Sthiramati,   Gunamati,    Prajnagupta    (bukan
            ‘Matipala’), Gunaprabha, Jinaprabha (atau ‘Paramaprabha’) di masa
            belakangan. 338

                 Tak  seorang  pun  di  antara  guru-guru  besar  ini  yang  tidak
            memiliki kualitas-kualitas (bajik) sebagaimana disebut di atas: baik
            ajaran sekuler maupun ajaran Buddha. Mereka bebas dari ketamakan,
            mempraktikkan sikap berkecukupan, dan hidup tak terbandingkan.
            Orang-orang dengan karakteristik demikian adalah langka di antara
            para Tirthika atau orang-orang lainnya.

                 (Catatan  oleh  Yi  Jing):  Kisah  kehidupan  mereka  sepenuhnya
            dijelaskan dalam ‘Biografi Mengenai Sepuluh Orang Bajik (atau Bhadanta)
            di India  (oleh Jina yakni Jinaprabha).
                   ’339

                 Dharmakirti  mengembangkan  lebih  lanjut  mengenai  logika
            (setelah  Jina);  Gunaprabha  mempopulerkan  studi  Vinaya  Pitaka
            untuk kedua kalinya; Gunamati membaktikan diri pada tradisi dhyana
            (yakni:  meditasi),  dan  Prajnagupta  (bukan  Matipala)  menguraikan
            secara rinci ajaran sejati dengan menyangkal semua pandangan yang
            berlawanan. Seperti halnya permata tak ternilai yang memancarkan
            warna  indahnya  di  dalam  lautan  yang  luas  dan  tak  terbayangkan,
            di mana hanya ikan paus yang bisa hidup di dalamnya; dan seperti
            halnya tanaman obat yang menyebarkan kualitas unggul di Gunung
            Gandhamadana  (secara  harfiah:  Puncak  Wangi)  yang  tak  terukur
            tingginya, begitu pula orang-orang yang berharga dapat ditemukan



            338  Dalam teks Yi Jing tertera: (1) 遠 (yuan) = ‘masa kuno,’ (2) 中 (zhong)
            =  ‘masa  pertengahan,’  dan  (3)  近  (jin)  =  ‘masa  belakangan.’  M.  Fujishima
            menyebut: (1) ‘dans les temps anciens,’ (2) ‘dans les temps modernes’ dan (3) ‘parmi
            nos  contemporains.’  Prof.  Wassilief  mengungkapkan  keraguan  atas  akurasi
            terjemahan  M.  Fujishima  dalam  The Zapiski of the Petersburg Archaeological
            Society.  Saya  tidak  keberatan  atas  terjemahan  Fujishima  untuk  poin  (2),
            tetapi poin (3) ‘parmi nos contemporains’ agak menyesatkan.

            339  Saya sudah mencoba untuk mencari tahu tentang buku ini, tetapi belum
            berhasil.


                                            336
   345   346   347   348   349   350   351   352   353   354   355