Page 380 - KIRIMAN CATATAN PRAKTIK BUDDHADHARMA DARI LAUTAN SELATAN
P. 380

Kiriman Catatan Praktik Buddhadharma dari Lautan Selatan


            5. Kasih Sayang Guru Saya


                 Bagi beliau, kejujuran lebih berarti ketimbang kekayaan. Beliau
            menjalani  praktik  Bodhisattva:  saat  seseorang  meminta  sesuatu
            kepadanya, beliau tak pernah menolak. Keinginan beliau yang tanpa
            henti  adalah  memberikan  tiga  keping  koin  kecil  setiap  hari.  Suatu
            ketika, pada suatu bulan di musim dingin datanglah seorang biksu
            pengelana bernama Dao An, yang telah melakukan perjalanan jauh,
            melewati badai salju yang hebat dan kakinya membeku. Beliau terpaksa
            harus tinggal di desa selama beberapa hari karena kakinya bengkak
            dan dipenuhi luka. Penduduk desa membawanya dengan kereta ke
            wihara di mana guru saya tinggal. Begitu beliau keluar dari gerbang
            dan melihat kaki orang yang malang ini, tanpa mempedulikan dirinya
            sendiri,  beliau  membalut  luka-luka  tersebut  dengan  pakaiannya
            sendiri. Itu adalah pakaian baru beliau dan pertama kali dikenakan
            hari itu. Orang-orang mencoba menghalanginya, mengatakan lebih
            baik beliau menggunakan baju yang lama sehingga tidak mengotori
            pakaian  barunya.  Beliau  menjawab:  ‘Saat  memberikan  pertolongan
            terhadap penderitaan yang berat, kita harus menggunakan apa yang
            ada saat ini.’ Mereka yang melihat atau mendengar tindakan tersebut
            sangat  memujinya.  Meskipun  tindakan  demikian  tidak  begitu  sulit
            dilakukan, namun itu jarang dipraktikkan.


            6. Bakti Guru Saya Terhadap Aktivitas


                 Guru  saya  membaca  seluruh  delapan  kelompok  Sutra
            Prajnaparamita sebanyak 100 kali, dan setelah itu, beliau membacanya
            lagi dan lagi sewaktu mempelajari seluruh Tripitaka.


                 Mengenai  tindakan-tindakan  bajik  yang  dibutuhkan  untuk
            merealisasi  Alam  Sukhavati,  beliau  biasanya  berupaya  siang  dan
            malam, mempurifikasi lingkungan di mana ada patung Buddha dan di
            mana para biksu tinggal. Beliau sangat jarang tidak melakukan apa-
            apa selama hidupnya. Biasanya beliau berjalan tanpa alas kaki supaya
            tidak  melukai  serangga.  Senantiasa  melatih  dan  memfokuskan



                                            366
   375   376   377   378   379   380   381   382   383   384   385