Page 382 - KIRIMAN CATATAN PRAKTIK BUDDHADHARMA DARI LAUTAN SELATAN
P. 382

Kiriman Catatan Praktik Buddhadharma dari Lautan Selatan


            Murid-muridnya mendekat dan membujuknya, berkata: ‘Guru agung
            kami, jika perlu kertas, gunakanlah kertas kosong.’ Guru menjawab:
            ‘Saya  sudah  menghabiskan  banyak  waktu  untuk  mempelajari
            literatur  (sekuler)  ini,  yang  telah  menyesatkanku.  Haruskah  saya
            membiarkannya  menyesatkan  orang  lain?  Jika  demikian,  itu  sama
            buruknya  dengan  menyebabkan  orang  menelan  racun  mematikan
            atau membimbing mereka pada jalan yang berbahaya. Itu tak akan
            terjadi. Seorang biksu akan mengabaikan kehidupan spiritualnya jika
            dia menghabiskan terlalu banyak waktu untuk karya sekuler. Hanya
            orang-orang  berkapasitas  besar  yang  Buddha  perkenankan  untuk
            mempelajari keduanya (Buddhadharma dan ajaran sekuler), hanyut
            dalam kegemaran sampingan akan membawa kekeliruan besar. Jika
            kita tidak menginginkannya untuk diri sendiri, seharusnya itu tidak
            diberikan  kepada  orang  lain.’   Ketika  mendengar  hal  ini,  murid-
                                         386
            murid  memahaminya  dan  berkata:  ‘Baiklah.’  Namun  buku-buku
            penting seperti Shuowen  dan kamus-kamus lainnya, beliau berikan
                                   387
            kepada  murid-muridnya.  Beliau  kemudian  mengajarkan  mereka
            dan  berkata:  ‘Setelah  secara  garis  besar  kalian  mempelajari  ajaran
            klasik dan sejarah Tiongkok, serta tahu mengenai huruf-huruf, kalian
            seharusnya  memfokuskan  diri  pada  Kitab-Kitab  Pitaka  yang  luar
            biasa. Kalian seyogianya tidak terjaring oleh daya tariknya yang besar
            (literatur sekuler).’


                 Sebelum  wafat,  beliau  berkata  kepada  murid-muridnya  bahwa
            beliau  akan  meninggalkan  dunia  ini  tiga  hari  lagi;  bahwa  beliau
            akan meninggal sambil memegang sapu  dan tubuhnya hendaknya
                                                   388
            patung Buddha.

            386  Analects, Buku XII, pepatah Konfusius: ‘Jangan memperlakukan orang
            lain sebagaimana engkau tak ingin diperlakukan.’

            387  說 文 (Shuowen). Kamus terkenal yang ditulis tahun 100 Masehi oleh Xu
            Shen (許 慎), mengandung sekitar 10.000 kata, di mana kata-kata dianalisa
            untuk  membuktikan  asal  ‘tulisan  simbolis’  dalam  bahasa  Tionghoa.  Lihat
            halaman 364, catatan kaki 377.
            388  Mungkin sebagai tanda bahwa beliau tidak lupa membersihkan tempat


                                            368
   377   378   379   380   381   382   383   384   385   386   387