Page 381 - KIRIMAN CATATAN PRAKTIK BUDDHADHARMA DARI LAUTAN SELATAN
P. 381

Bab XL — Tindakan yang Tidak Dilakukan oleh Sesepuh Bajik


            pikirannya, beliau tak pernah menganggur atau lengah. Tempat dupa
            dilap  dan  dibersihkan  oleh  beliau  hingga  terlihat  indah,  bagaikan
            bunga  teratai  di  Sukhavati  yang  bermekaran  demi  membebaskan
            sembilan  kelompok  makhluk.   Ruangan  untuk  sutra-sutra  yang
                                          383
            disusun dan dihias oleh beliau, tampak seperti langit di atas Puncak
            Gridhrakuta, bermandikan empat jenis bunga.


                 Orang-orang pasti memuji potensi-potensi positif beliau ketika
            melihat  apa  yang  beliau  kerjakan  di  baktisala  (ruangan  untuk
            melakukan kegiatan ibadah). Beliau secara pribadi tak pernah merasa
            lelah.  Beliau  menganggap  aktivitas  baru  berakhir  ketika  hidup
            ini  berakhir.  Kesenangannya  akan  membaca  didedikasikan  untuk
            memuja Buddha Amitayus (= Amitabha). Empat tanda kehormatan tak
            pernah beliau dambakan. Bayangan mentari tak pernah menyaksikan
            beliau menganggur (yakni ‘beliau tak pernah menyia-nyiakan waktu
            sesaat pun selama mentari bersinar’). Butiran-butiran pasir terkecil
            pun,  jika  diakumulasi  akan  memenuhi  langit  dan  bumi.  Tindakan-
            tindakan  yang  menghantarkan  pada  pembebasan  sungguh  banyak
            jenisnya.


            7. Mengetahui Waktunya Wafat     384


                 Satu tahun sebelum wafat, beliau mengumpulkan semua tulisan
            dan  buku-bukunya,  serta  menumpuknya  dalam  tumpukan  yang
            besar,  beliau  merobeknya  dan  membuatnya  menjadi  bahan  untuk
            dua  patung  Vajra,   yang  pada  waktu  itu  sedang  dipersiapkan.
                               385
            383  Lihat Amitayur-dhyana-sutra III dalam The Sacred Books of the East, Jilid
            XLIX.

            384 知 命 (zhi ming). Yi Jing meminjam istilah ini dari peribahasa Konfusius
            (Analects,  Buku  II).  Artinya,  ‘beliau  tahu  sebelumnya  mengenai  waktu
            kematiannya.’
            385  金 剛 兩 軀 (Jin gang liang qu). Vajra di sini mungkin adalah Vajrapani,
            kadang  dianggap  salah  satu  julukan  Dewa  Indra  sebagai  pelindung
            Buddhadharma.  Tetapi  istilah  ‘Vajra’  dalam  Buddhadharma  berbahasa
            Tionghoa tidak hanya berarti harfiah, dan di sini mungkin artinya beberapa


                                            367
   376   377   378   379   380   381   382   383   384   385   386