Page 66 - KIRIMAN CATATAN PRAKTIK BUDDHADHARMA DARI LAUTAN SELATAN
P. 66
Kiriman Catatan Praktik Buddhadharma dari Lautan Selatan
9. Emas tampaknya melimpah. Yi Jing pernah menyebut Shili Foshi
dengan kata ‘Jinzhou’ (‘Pulau Emas’). Masyarakat biasanya
10
mempersembahkan bunga teratai dari emas kepada Buddha (Bab
IX halaman 158). Mereka menggunakan kendi-kendi dari emas
dan memiliki patung-patung dari emas (Bab IX halaman 154).
10. Masyarakat mengenakan ganman (sarung) [Bab Pendahuluan
halaman 106].
11. Produk-produk lainnya adalah: pinang (bahasa Tionghoa:
binglang, Skt. puga), pala (gati), cengkeh (lavanga), dan kamper
(karpura) [Bab IX halaman 157]. Mereka menggunakan minyak
wangi (Bab IX halaman 154). Masyarakat di tempat-tempat ini
membuat gula aren dengan memanaskan sari dari tanaman
(atau pohon), dan para biksu menyantapnya di berbagai
11
waktu, sedangkan orang-orang India membuat gula dari padi-
padian, dan membuat ‘gumpalan madu’ (stone-honey) dengan
menggunakan susu dan minyak (Katalog Nanjio No. 1131, Buku
X).
12. Di Shili Foshi, pada pertengahan bulan delapan dan pertengahan
musim semi (bulan dua), lempeng jam tidak berbayang, dan di
tengah hari, orang yang berdiri tidak berbayang. Matahari tepat
di atas kepala dua kali setahun (Bab XXX halaman 287-288).
13. Bahasa yang digunakan dikenal sebagai ‘Gunlun’ (bahasa Melayu,
bukan dalam arti Pulo Condore) [Catatan Mengenai Beberapa Lokasi
Geografis halaman 66).
Meskipun Shili Foshi bukan tak dikenal, namun tidak banyak
12
dijelaskan oleh para ahli sejarah Tiongkok, padahal nama tersebut
sangat dikenal oleh para penulis Buddhis setelah Yi Jing. Foshi, dalam
10 Lihat Memoirs of Yi Jing oleh Chavannes. Bandingkan dengan Relation des
Voyages faits par les Arabes et les Persans dans l’Inde et à la Chine, dans le ix siècle de
l’ère Chrétienne, oleh Reinaud. Sumatra terkenal akan hasil emas. Lihat Travels
of Marco Polo, Jilid II, Bab IX oleh Yule.
11 Atau ‘dengan memanaskan tuak (cairan) dari tanaman.’
12 Yakni The History of Tang, Buku 222C.
52