Page 8 - astanggaoga
P. 8

6.  Dharana
                                     Dharana artinya mengendalikan pikiran  agar terpusat pada suatu objek
                              konsentrasi. Objek itu dapat berada dalam tubuh kita sendiri, misalnya “selaning
                              lelata” (sela-sela alis) yang dalam keyakinan Sivaism disebut sebagai “Trinetra”

                              atau mata ketiga Siwa. Dapat pula pada “tungtunging panon” atau ujung (puncak)
                              hidung sebagai objek pandang terdekat dari mata. Para Sulinggih (Pendeta) di
                              Bali banyak yang menggunakan ubun-ubun (sahasrara) sebagai objek karena
                              disaat  “ngili  atma”  di  ubun-ubun  dibayangkan  adanya  padma  berdaun  seribu
                              dengan  mahkotanya  berupa  atman  yang  bersinar  “spatika”  yaitu  berkilau
                              bagaikan  mutiara.  Objek  lain  diluar  tubuh  manusia  misalnya  bintang,  bulan,
                              matahari, dan gunung. Penggunaan bintang sebagai objek akan membantu para
                              yogin menguatkan pendirian dan keyakinan pada ajaran Dharma, jika bulan yang
                              digunakan membawa kearah kedamaian bathin, matahari untuk kekuatan phisik,
                              dan gunung untuk kesejahteraan. Objek diluar badan yang lain misalnya patung

                              dan gambar dari Dewa-Dewi, Guru Spiritual. yang bermanfaat bagi terserapnya
                              vibrasi  kesucian  dari  objek  yang  ditokohkan  itu.  Kemampuan  melaksanakan
                              Dharana dengan baik akan memudahkan mencapai Dhyana dan Samadhi.

                           7.  Dhyana
                                     Dhyana adalah suatu keadaan dimana arus pikiran tertuju tanpa putus-
                              putus pada objek yang disebutkan dalam Dharana itu, tanpa tergoyahkan oleh
                              objek atau gangguan atau godaan lain baik yang nyata maupun yang tidak nyata.

                              Gangguan  atau godaan  yang  nyata  dirasakan  oleh Panca  Indria baik  melalui
                              pendengaran, penglihatan, penciuman, rasa lidah maupun rasa kulit. Ganguan
                              atau godan yang tidak nyata adalah dari pikiran sendiri yang menyimpang dari
                              sasaran objek Dharana. Tujuan Dhyana adalah aliran pikiran yang terus menerus
                              kepada Hyang Widhi melalui objek Dharana, lebih jelasnya Yogasutra Maharsi
                              Patanjali menyatakan: “Tatra pradyaya ekatana dhyanam” Artinya: Arus buddhi
                              (pikiran) yang tiada putus-putusnya menuju tujuan (Hyang Widhi). Kaitan antara
                              Pranayama,  Pratyahara  dan  Dhyana  sangat  kuat,  dinyatakan  oleh  Maharsi
                              Yajanawalkya  sebagai  berikut: “Pranayamair  dahed  dosan,  dharanbhisca
                              kilbisan,  pratyaharasca  sansargan,  dhyanena  asvan  gunan:  Artinya:  Dengan

                              pranayama terbuanglah kotoran badan dan kotoran buddhi, dengan pratyahara
                              terbuanglah  kotoran  ikatan  (pada  objek  keduniawian),  dan  dengan  dhyana
                              dihilangkanlah segala apa (hambatan) yang berada diantara manusia dan Hyang
                              Widhi.


                                                                                                    7 | P a g e
   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13