Page 150 - CITRA DIRI TOKOH PEREMPUAN DALAM TUJUH NOVEL TERBAIK ANGKATAN 2000
P. 150
kuat, santun, cerdas, berjiwa pemimpin, pintar bermain musik (tifa), dan sangat
menghargai kaum perempuan. Tokoh Jinggi Pigay adalah saudara kembar Irewa
yang terpisah jarak dan waktu selama belasan tahun. Jinggi merupakan perempuan
terdidik yang berpendidikan tinggi. Jinggi juga perempuan yang cerdas,
berwawasan, tangguh, penyayang, berkemauan keras, dan berjiwa bebas.
Latar tempat novel Isinga: Roman Papua adalah di lembah pegunungan
Megafu Papua, Distrik Yar Papua, Surabaya, Jerman, dan Belanda. Novel ini
memiliki latar waktu di antara tahun 1971 sampai 2000-an. Latar sosial novel ini
berupa masyarakat tradisional Papua yang mulai besentuhan dengan kebudayaan
modern.
Novel ini bertemakan tentang percintaan dan perjuangan hidup manusia.
Percintaan antara Irewa Onge sebagai tokoh utama perempuan dan Meage Aromba
sebagai tokoh utama laki-laki. Kisah perjuangan hidup yang dijalani Irewa dari
remaja hingga menjadi seorang istri bagi Malom Woss, dan menjadi seorang ibu
bagi anak-anak mereka berdua. Kisah perjuangan hidup yang dijalani Meage sejak
dirinya remaja kecil yang pandai bemain tifa, gagal menikah dengan Irewa, hingga
dirinya menjalani kehidupan di negeri Belanda dengan kedua orang tua asuhnya,
yaitu dokter Leon dan Mama Lea. Dokter Leon dan Mama Lea adalah warga
Belanda yang pernah hidup di Papua dan rangka menjalankan tugas pemerintah
Belanda sebagai dokter di pedalaman Papua. Mereka bertemu Meage ketika masih
kecil, dan menganggap Meage seperti anaknya sendiri.
Irewa Onge, sebagai perempuan remaja suku Aitubu, sudah sejak lama
dirinya diinginkan seorang laki-laki Hobone yang bernama Malom Woss.
Sedangkan kala itu, Irewa sudah bertunagan dengan laki-laki Aitubu yang bernama
Meage Aromba. Irewa dan Meage tidak jadi menikah setelah diculik oleh Malom
Woss pada malam hari saat Irewa berada di rumah pengasingannya di tengah hutan
untuk menjalani ritual malam pertama mendapatkan haid seorang gadis. Setelah
terjadi penculikan pada Irewa, perang pun kembali terjadi antara suku Aitubu dan
Hobone. Sejak dulu kedua suku itu sudah berlangganan perang. Permasalahan
145