Page 173 - SKI jld 4-16 2015 Resivi Assalam
P. 173
Buku Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia - Jilid 4
Bangunan makam
Ranggawarsita. Sepanjang hayat
Ranggawarsita telah lima kali
terjadi pergantian raja dan setiap
kali pergantian raja terjadi pula
pergantian kebijakan yang sangat
berpengaruh bagi kedudukan
dan nasib para pejabat istana.
Sumber: Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya.
kelupaan/, jika (benih) tumbuh akan menjadi sumber kekisruhan// Dalam Serat
Nitisastra dikatakan, memberi pelajaran untuk peringatan, pada zaman tertimpa
musibah (edan), orang yang tak suka menonjolkan diri tersisih, begitulah jika
kita mau memperhatikan. Apa manfaatnya mempercayai kabar angin, hanya
akan menyakitkan saja, lebih baik mengarang ulang kisah-kisah kuno.” 51
Pada masa hidupnya korupsi merajalela. Kehidupan masyarakat morat marit.
Keprihatinannya ia gambarkan dalam bait-bait tembangnya Sabda Pranawa.
Dia menggambarkan betapa tugas yang diembannya begitu berat sebagai
pujangga. Di situ dia mengatakan lebih kurang sebagai berikut: “Tugasnya
terlebih gawat dan rumit, dan tak dapat ditinggalkannya. Akan tetapi hati sang
pujangga dilanda kebimbangan, jangan-jangan khilaf pandangan batinnya,
yang ditujukan bagi kesejahteraan hidup, lantara suasana hatinya baru prihatin,
yang selalu menjerat hatinya. Pelajaran para bijaksana, pandanagn hati (sang
pujangga) menjadi terang benderang. Sesuai dengan keadaan zaman, yang
dinamakan masa kusut. Tingkah laku manusia banyak menyimpang dari jalan
yang benar, sehingga kekusutan makin bertambah, hampir semua orang hatinya
menjadi kebingungan, sedih dan pilu keluhannya tida henti-henti, senantiasa
takut dan khawatir.” 52
Tidak sedikit dari karangan-karangan sang pujangga yang bercorak otobiografis,
sebab menggambarkan pengalaman pribadinya di tengah situasi tak menentu
di sekelilingnya. Situasi tak menentu itu sering dia lukiskan sebagai keadaan
yang menandakan akhir zaman atau kalabendu. Karena itu tak heran jika
159