Page 255 - SKI jld 4-16 2015 Resivi Assalam
P. 255
Buku Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia - Jilid 4
Jibril membawa kepada Rasulullah
Dengan wahyunya ‘azza l-jalalah
….
Tarekat ini tarekat sufiyah
Dalilnya ada di kitab dan sunnah
Demikian lagi qiyas ijma’ah
Tetapi ijma’ ahli sufiyah
….
Tarikat ini tarikat mahabbah
Hendaklah kasih kepada Allah
Demikian lagi kepada mursyidah
Tambahan pula kepda shahabah
….
Ahli feqah orang ‘arifan
Dengan segera pituah dijatuhkan
Tidak dipikir dalam pikiran
Jadi menyesal akhir kemudian
Orang mengenal Allah sangat dia tegah
Orang berushalli dikatakannya bid’ah
Upat mengupat tidak dia tegah
Hina menghinakan jadi thabi’ah
Sekalian sunat dia haramkan
Bang dan qamat dia biarkan
Orang bernikah tidak dia tegahkan
Orang kenduri tidak dia larangkan 69
Bagi pengarang (penyair), perdebatan tentang tawassul, rabithah, dan wasilah,
yakni menjadikan guru sebagai mursyid dan penolong ibadat dan tawadhuk
kepada Allah, yang merupakan adab yang baik dalam tarekat Naqsyabandiyah
disampaikan secara halus dan tidak menyerang keyakinan yang lain. Hal itu
dapat dilihat dalam dua bait di bawah ini.
Kita sembahyang kok kurang khusuk
Kenal orang saleh supaya tawadhu’
Kepada Allah supaya tawadhu’
Begitu kata Rasul mathbu
Adapun adab tarekat naqsyabandi
Adabnya baik kepada mursyidi
Seperti adab Abu Bakar kepada Nabi
Dilebihkan guru daripada diri.
70
(Yunus, 1999: 27 dan 35)
241